![]() |
Suasana penyambutan dan wawancara oleh awak media bersama relawan AWG Muhammad Fatur Rohman dan aktivis publik Wanda Hamidah. di Bandara Soekarno-Hatta, pada Sabtu 4/10. (Foto by dokumentasi AWG) |
BASHIRAHNEWS. COM, BOGOR– Aqsa Working Group (AWG) menyambut kepulangan dua delegasi Indonesia dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) 2025, yakni relawan AWG Muhammad Fatur Rohman dan aktivis publik Wanda Hamidah. Keduanya tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (4/10/2025) pukul 17.35 WIB.
Country Director AWG, Rifa Berliana Arifin, menjelaskan bahwa sejak awal AWG mendapat mandat dari Sumud Nusantara yang dikoordinatori Nadir Al-Nuri (Cinta Gaza Malaysia) untuk ikut serta dalam GSF 2025.
“Kami bahkan sempat diminta menyediakan satu kapal penuh, namun karena keterbatasan, kami hanya mampu mengirimkan personel sebanyak mungkin,” ujarnya.
AWG mengirimkan empat delegasi resmi, yakni Nurhadis, Farid Zanjabil Al-Ayubi, Muhammad Fatur Rohman, dan Yusuf Arifin Luqman. Namun, karena keterbatasan armada di Tunisia, kuota berlayar untuk AWG hanya tersisa dua orang, yakni Farid dan Fatur.
Rifa menegaskan bahwa AWG tetap berkomitmen berada di bawah koordinasi Sumud Nusantara meskipun sebagian delegasi Indonesia melalui IGPC menarik diri.
“Keputusan kami jelas, tetap ikut komando Sumud Nusantara. Inilah bentuk disiplin organisasi dan komitmen perjuangan kami,” katanya.
![]() |
Foto by dokumentasi AWG |
Dalam perjalanan, Fatur sempat dipindahkan ke kapal Kamr, sebuah perahu layar kecil berisi enam orang dari berbagai negara, sementara kapal lain yang ditumpangi delegasi Indonesia mengalami kerusakan di Italia. Akibat situasi tersebut, sebagian peserta memutuskan kembali ke negara masing-masing.
“Kami sempat berharap Fatur dan Mbak Wanda bisa ikut gelombang berikutnya. Namun setelah dihitung realistis, peluang itu tertutup. Maka diputuskan mereka kembali ke tanah air,” jelas Rifa.
Meski tidak sampai menembus blokade Gaza, AWG menegaskan perjuangan tidak berakhir. “Sampai sebelum kepulangan, AWG terus melaporkan kondisi terakhir para aktivis yang sudah masuk zona merah. Kita tahu bersama, ratusan aktivis telah diculik Zionis Israel, dan sebagian besar belum jelas keberadaannya. Perjuangan ini akan terus kami dukung,” tambah Rifa.
Ketua Presidium AWG, Muhammad Anshorullah, menilai keikutsertaan delegasi Indonesia sudah membuktikan komitmen bangsa.
“Jika pada akhirnya mereka tidak sampai ke Gaza, itu sama sekali tidak mengurangi nilainya sebagai pembela Palestina dan Masjid Al-Aqsa. Insya Allah mereka sudah membuktikan semuanya dan dicatat dalam sejarah pembelaan bangsa Indonesia,” ujarnya.
AWG menyebut kepulangan Fatur dan Wanda menjadi simbol bahwa perjuangan mungkin tertunda, tetapi tidak akan pernah padam. Keduanya dianggap sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk teguh dalam membela Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
![]() |
Foto by dokumentasi AWG |
![]() |
Foto by dokumentasi AWG |