Hikmah Kematian


Oleh Alif Fardan | Mahasiswa STAI Al Fatah Cileungsi, Bogor

Semua makhluk yang hidup di dunia ini pasti akan merasa kematian terutama manusia, karena manusia diciptakan dari tanah, berjalan diatas tanah, dan akan kembali ke tanah.

Itulah kematian, yang kedatangannya tak memandang waktu dan usia, kematian juga yang memutus kenikmatan dunia serta penyakit yang tidak akan pernah bisa diobati.

Lalu mengapa Allah ciptakan kematian? dan apa hikmah dibalik kematian itu sendiri?Sebagaimana Allah Azza Wa jalla berfirman :

ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Artinya: "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun." (QS Al- Mulk : 2)

Dalam ayat di atas Ibnu Katsir penulis kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan kata Al- Maut dengan mengutip sebuah hadist, Rasulullah Saw pernah bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ أَذَلَّ بَنِي آدَمَ بِالْمَوْتِ وَجَعَلَ الدُّنْيَا دَارَ حَيَاةٍ ثُمَّ دَارَ مَوْتٍ وَجَعَلَ الْآخِرَةَ دَارَ جَزَاءٍ ثُمَّ دَارَ بَقَاءٍ»

Sesungguhnya Allah menghinakan anak Adam dengan mati, dan menjadikan dunia negeri kehidupan, lalu negeri kematian. Dan Dia menjadikan akhirat sebagai negeri pembalasan, lalu negeri kekekalan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kematian bukanlah hal sepele yang mudah untuk diabaikan, karena butuh persiapan matang untuk kedatangannya 

Disamping itu, datangnya kematian juga dapat diambil hikmahnya. Berikut beberapa hikmah kematian : 

Yang pertama yaitu, meningkatkan semangat beribadah kepada Allah Azza Wa jalla. Karena dengan adanya kematian bisa meningkatkan semangat beribadah kepada Allah, dan ketika manusia telah mati maka tidak ada satupun yang akan ia bawa melainkan amalannya ketika di dunia.

Kedua, menumbuhkan keyakinan hidup itu sementara. Karena kematian adalah bukti bahwa hidup di dunia itu sementara dan akhirat itu kekal (selamanya).

Ketiga, menumbuhkan sikap Lapang dada (Qona'ah). Dalam menjalani ujian hidup, seseorang akan yakin bahwa susah dan senang itu akan berakhir.

Keempat, takut ketika berbuat maksiat. Dengan mengingat kematian seseorang bisa lebih takut untuk berbuat maksiat, karena mati bisa datang kapan saja Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا وَكَفَى بِالْيَقِيْنِ غِنًى وَكَفَى بِالْعِبَادَةِ شُغلاً

“Cukuplah kematian sebagai nasihat, cukuplah keyakinan sebagai kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai suatu kesibukan”. [HR. Al-Qudho’iy dalam Musnad Asy-Syihab (1410).

Terakhir, memperbanyak amal kebaikan. Karena semakin banyak amal baik maka semakin banyak bekal yang akan dibawa setelah kematian.[]

Yuharriska

Jurnalis Bashirah Media

Lebih baru Lebih lama