Hingga Hembusan Terakhir: Dedikasi Ir. Nur Ikhwan Abadi untuk Pembebasan Masjidil Aqsa

 

Sumber: Aqsa Working Group AWG

Oleh Indah Azzahra | Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STAI Al- Fatah. 

Nama Ir. Nur Ikhwan Abadi tercatat sebagai sosok pejuang yang tak pernah lelah membela hak-hak rakyat Palestina dan umat Islam yang tertindas. Ia bukan hanya seorang insinyur, bukan hanya ayah dari delapan anak, tetapi juga seorang aktivis gigih yang mengabdikan ilmu dan hidupnya untuk misi kemanusiaan.

Sebagai Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG), Nur Ikhwan Abadi dikenal memiliki visi besar dalam menggalang solidaritas nasional dan internasional demi membela Masjidil Aqsa dan rakyat Palestina. Melalui program Bulan Solidaritas Palestina (BSP) yang digelar setiap bulan November, ia tidak hanya menggerakkan kampanye media, seminar, dan forum ilmiah, tetapi juga menjalin kolaborasi dengan berbagai organisasi kemanusiaan, tokoh masyarakat, hingga lembaga legislatif.

AWG (Aqsa Working Group) merupakan organisasi kemanusiaan di Indonesia yang berfokus pada pembelaan dan dukungan terhadap rakyat Palestina, khususnya dalam isu Masjidil Aqsa.

Salah satu bentuk konkret dari perjuangannya adalah keterlibatan aktif dalam Focus Group Discussion (FGD) di Gedung DPR RI yang mengangkat tema “Bergerak Berjamaah, Tolak Pembagian Masjidil Aqsa.” Dalam forum tersebut, beliau menekankan pentingnya aksi nyata umat Islam dalam melawan penjajahan dan membela masjid suci umat Islam, Masjidil Aqsa.

Namun, dedikasi Nur Ikhwan Abadi tidak berhenti pada advokasi. Ia adalah salah satu "arsitek kemanusiaan"—seorang insinyur yang terjun langsung ke daerah konflik, yakni Jalur Gaza, demi membangun fasilitas kesehatan bagi rakyat Palestina. Bersama tim MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), beliau terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza—proyek besar yang seluruhnya didanai oleh rakyat Indonesia.

Tak hanya di Gaza, beliau juga turut berkontribusi dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, wilayah yang menjadi saksi penderitaan Muslim Rohingya. Keteladanan beliau dalam menjembatani antara profesi dan misi kemanusiaan menjadi inspirasi besar, khususnya bagi generasi muda yang memiliki peran penting dalam perjuangan pembebasan dan solidaritas internasional.

Pada 30 November 2024, dalam perjalanan usai mengisi acara Bulan Palestina dan Sosialisasi Fatwa Boikot Produk Israel di Cirebon, Nur Ikhwan Abadi mengalami kecelakaan tragis di Tol Cipali KM 92. Bersama beliau, turut berpulang tiga pejuang lainnya: Jafar Sidiq (relawan AWG), Rana Setiawan (jurnalis Kantor Berita MINA), dan Farid Zanjabil (relawan asal Gaza). Perjalanan mereka menuju Lampung untuk agenda perjuangan serupa terhenti secara mendadak.

Jenazah Nur Ikhwan Abadi kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Lampung, dengan penuh penghormatan dari keluarga besar AWG dan masyarakat yang mengenalnya sebagai sosok rendah hati, teguh, dan bersahaja. (Sumber: Kantor Berita Islam MINA)

Kepergian Ir. Nur Ikhwan Abadi bukan sekadar meninggalkan nama, melainkan jejak perjuangan yang harus diteruskan. Beliau adalah teladan generasi Muslim profesional yang tidak hanya ahli di bidang teknik, tetapi juga konsisten menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas Islam.

Di tengah dinamika zaman, beliau membuktikan bahwa profesi bukanlah penghalang untuk berjuang. Suara Indonesia mampu menembus batas, menggema hingga Gaza dan Rakhine. Kini, warisan perjuangan itu menanti untuk dilanjutkan oleh generasi muda yang peduli dan berani bersuara. []


Lebih baru Lebih lama