
Foto : Republika
BASHIRAH NEWS.COM, BOGOR – Kebakaran yang melanda Gedung Terra Drone di kawasan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12), menewaskan 22 karyawan dan melukai puluhan lainnya. Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kejadian tersebut.
Peristiwa kebakaran terjadi pada pukul 12.43 WIB, dan sebanyak 29 unit mobil pemadam serta 101 personel diterjunkan untuk memadamkan api. Dari total korban meninggal, 15 merupakan perempuan dan 7 laki-laki, sementara 19 orang selamat. Petugas juga melakukan pendinginan untuk memastikan api tidak kembali muncul.
Pemprov DKI Akan Tertibkan Gedung Bermasalah
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mengungkapkan bahwa ruko yang ditempati Terra Drone tidak memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Menurutnya, bangunan tersebut termasuk kategori “gedung tumbuh” yang sering kali tidak memenuhi persyaratan administratif dan standar keselamatan.
“Gedung kemarin itu, gedung yang tumbuh. Kiri-kanannya gedung lama dan kelengkapannya tidak terpenuhi. Yang seperti itu yang akan kami tertibkan,” kata Pramono, Rabu (10/12/2025).
Pramono juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa seluruh gedung di Jakarta dalam pekan ini untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan keselamatan bangunan. Ia menilai kurangnya standar keamanan, termasuk sistem penanganan risiko baterai litium, menjadi faktor yang memperburuk insiden.
Pemprov DKI memastikan biaya perawatan semua korban luka akan ditanggung pemerintah.
Menanggapi peristiwa tersebut, manajemen PT Terra Drone Indonesia turut menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi yang merenggut nyawa puluhan karyawan tersebut.
“Atas nama seluruh manajemen dan karyawan, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kami sangat berduka atas kehilangan ini,” tulis manajemen dalam keterangan resmi, Rabu (10/12/2025).
Pihak perusahaan memastikan akan memberikan bantuan, dukungan, dan pendampingan kepada keluarga korban, mengingat besarnya dampak trauma akibat kejadian tersebut.
Baik Pemprov DKI maupun manajemen perusahaan berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran penting untuk memperketat standar keselamatan bangunan dan operasional usaha di Jakarta. Pramono juga meminta seluruh pemilik usaha untuk memprioritaskan jalur dan sistem keselamatan di tempat kerja. [ Adhia Cut Nyak Dien ]