Guru Bukan Sekadar Profesi

 


Oleh Fachri Firdaus | Dosen STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor


MENJADI seorang pendidik memang sudah menjadi tugas dari setiap insan di muka bumi ini. Pendidik sering diidentikkan dengan profesi seorang guru. Di mana guru saat ini sedang mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah terutama karena memang telah dijadikan sebagai bentuk profesi dari seorang guru. Seperti hal nya profesi seorang dokter, insinyur, dll.


Hal ini berdasarkan peraturan pemerintah No.41 tahun 2009 tentang Tunjangan profesi guru dan dosen. Dimana guru atau dosen sangat dituntut profesional. Namun terkadang profesionalitas ini banyak diartikan dengan keharusan mendapatkan status sertifikasi dan terkadang sedikit yang menjiwai makna mendidik.


Banyak berita kriminal yang mengangkat kasus kejahatan dilakukan oleh oknum pendidik. Seperti halnya ditahun 2012 tercatat 5 kasus pelecehan seksual dan pencabulan yang dilakukan oknum.


Sebuah berita  menyebutkan pada bulan Juni 2012 terdapat kasus guru biologi yang juga wakil kepala sekolah di salah satu SMA daerah utan kayu tega melakukan pelecehan dengan memaksa siswinya melayani nafsu bejatnya.


Di Kabupaten Kotawaringin Timur seorang kepala sekolah MTsN menjadi tersangka dihukum 12 tahun penjara karena kasus pencabulan 10 siswinya.


Oknum Guru yg jg pembina pramuka, dan masih banyak lagi yang terkena kasus tindakan kriminal yang sangat hina bagi seorang pendidik.


Berita yang mengejutkan dunia pendidikan telah dilaporkan pada oktober 2012 tertangkapnya seorang guru SD berstatus PNS terlibat jaringan perjudian sabung ayam dan domino.


Diakhiri dengan berita terbaru pada hari kamis, 27 Juni 2013 seorang guru SMA Luar Biasa di Sukoharjo, Jawa Tengah diganjar hukuman 8,5 tahun penjara karena terbukti melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap slah satu murid perempuan tuna runggu dan tuna wicara.


Guru (pendidik) sebagai contoh teladan bagi murid-muridnya. Guru mengajar berarti berdakwah kepada murid-muridnya.


Teringat perkataan dari ust. Mohammad Fauzil Adhim yang ditulis dalam sebuah artikel “Jangan Remehkan dakwah kepada anak-anak!”, ketika engkau mengurusi anak-anak di sekolah, ingatlah sejenak tugasmu bukan sekedar mengajari mereka berhitung, namun engkau sedang berdakwah kepada mereka, engkau sedang mempersiapkan generasi yang akan mengurusi umat ini 30 tahun mendatang.


Dari ungkapan kalimat tersebut, disimpulkan bahwa pekerjaan sebagai pendidik itu sangat serius, pekerjaan yang memerlukan kesungguhan luar biasa, berusaha semaksimal mungkin dalam mendidik, niat yang lurus, tekad yang kuat serta bersedia untuk belajar dan belajar tanpa henti.


Oleh karena itu jangan pernah main-main dalam urusan yang satu ini. Ketika seorang guru mengajar di kelas, ingatlah selalu akibatnya bukan hanya untuk masa depan anak didik namun masa depan bangsa dipertaruhkan dimasa yang akan datang.


Ketika seorang guru mengajari anak didiknya untuk berbuat curang dalam mengerjakan soal-soal ujian agar nilai ujiannya bagus atau lulus dalam ujian sekolah, sesungguhnya masa depan umat ini sedang dipertaruhkan.


Ketika seorang guru mengajar dengan kemalasan, tidak bersungguh-sungguh maka dapat dipastikan jiwa anak-anak didiknya kurang memiliki kecakapan berpikir, kurang kesungguhan dalam berjuang dan kurang tulus dalam beramal. Jika ini terjadi pada anak-anak yang akan menjadi penerus cita-cita bangsa ini, sungguh masa depan bangsa ini diujung tanduk, diujung kehancuran.


Maka dari itu, sangatlah dibutuhkan dan perlu ditanamkan dalam jiwa seorang pendidik yang namanya “Kepatutan Pendidik”. Seorang pendidik haruslah memiliki kemampuan dalam mendidik, bukan hanya dalam segi keilmuan tapi dari segi perbuatan yang dicontohkan langsung ke anak didiknya.


Saat ini, kemampuan guru-guru masih sangat minim dari segi akhlak terlihat dari banyaknya berita-berita kriminal yang dilakukan dikalangan oknum guru (pendidik). Sungguh hal yang paling mengkhawatirkan adalah masa depan umat ini. Keharusan untuk belajar bagimu, wahai para guru itu ungkapan dari seorang peneliti pendidikan.


Guru diharapkan untuk belajar bukan semata urusan akreditasi untuk memenuhi standar dinas pendidikan, apalagi sekedar lolos sertifikasi namun yang perlu diingat oleh seorang guru adalah mengajar ini urusan umat, masa depan anak, dan masa depan bangsa.


Oleh karena itu, perlu seorang guru untuk belajar dan mengajar sungguh-sungguh sebagai ibadah agar senantiasa memiliki kepatutan menjadi seorang pendidik.


Takutlah kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, pekerjaan mengajar dan mendidik adalah amanah terbesar, jika pekerjaan ini tidak memiliki kepatutan maka sesungguhnya telah berbuat kerusakan.


Nabi telah bersabda  : “Apabila suatu urusan (pekerjaan) diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat/kehancuran)”.[] 

Lebih baru Lebih lama