Pembangunan Jurassic Park di TN Komodo, WALHI Kritik Pemerintah


BASHIRAHNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Edo Rakhman mengkritik langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membangun 'Jurassic Park' di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Menurutnya, langkah tersebut merupakan konsep yang keliru karena pemerintah seharusnya mempertahankan habitat asli hewan endemik komodo di kawasan tersebut.


"Konsep pengembangan ini yang menurut kami sangat-sangat keliru diambil oleh Presiden Jokowi, habitat alami harusnya dipertahankan jika tetap ingin hewan kadal raksasa ini menjadi kebanggaan Indonesia," kata Edo lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Minggu (25/10).


Dia berpendapat, langkah Jokowi melakukan komersialisasi pariwisata saat ini merupakan sebuah kesalahan besar. Apalagi, menurutnya, pembangunan itu berpotensi menghilangkan sifat alamiah dari ekosistem Pulau Rinca.


Beberapa waktu terakhir, viral foto di media sosial yang menunjukkan seekor komodo berhadap-hadapan dengan truk membawa perlengkapan konstruksi. Foto tersebut diduga berada di Pulau Rinca, NTT, yang merupakan kawasan TN Komodo. Kawasan taman nasional ini sendiri telah menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai habitat hewan endemik, Komodo.


BACA JUGA : Pulau Komodo Zona Konservasi, Bukan Lahan Bisnis Investasi


Foto komodo berhadapan-hadapan dengan truk itu salah satunya ditampilkan akun Twitter @KawanBaikKomodo pada 23 Oktober lalu. Pada unggahan yang sama juga disandingkan dengan foto terbaru proyek bangunan wisata jurassic di TN Komodo.


Berdasarkan pantauan per pukul 05.29 WIB, di media sosial Twitter kata #savekomodo pun menjadi trending topic Indonesia.


Terkait situasi dan kondisi di kawasan taman nasional tersebut, Edo menilai pembangunan 'Jurassic Park' berpotensi meningkatkan konflik antara komodo dengan manusia di hari mendatang.


"Ke depan konflik antara satwa komodo dengan manusia akan semakin tinggi, baik dalam proses pembangunan yang sedang berjalan saat ini, maupun nanti kalau sudah beroperasi fasilitas-fasilitas tersebut," tutur Edo.


Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak membuat adaptasi baru antara komodo dengan menghadirkan kendaraan-kendaraan proyek hingga memasukkan material-material bangunan yang sangat-sangat tidak familiar dengan kadal raksasa endemik tersebut.


Selain itu, Edo juga menyayangkan langkah rencana pemerintah mengubah bentang alam di Pulau Rinca yang akan berdampak pada aktivitas keseharian komodo serta berpengaruh buruk terhadap perkembangbiakan komodo.


Edo menilai, pembangunan 'Jurassic Park' di Pulau Rinca ini juga akan menyingkirkan kehidupan masyarakat adat hingga menggerus tatanan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi.


"Masyarakat adat dan atau masyarakat lokal, perlahan-lahan pasti akan tersingkir, termasuk tatanan ekonomi lokal komunitas akan hancur karena akan tergerus dengan ekonomi-ekonomi kapitalis yang akan masuk," ucapnya.


Berdasarkan informasi yang dihimpun, rencana pembangunan 'Jurassic Park' di Pulau Rinca pertama kali dicetuskan oleh Luhut B Pandjaitan saat masih menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Kemaritiman tahun 2019.


Pria yang kini bertambah pekerjaannya sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi itu mengklaim 'Jurassic Park' di Pulau Rinca akan memiliki pusat penelitian, dan penduduk setempat nantinya akan lebih sejahtera.


[Sumber CNNIndonesia.com) 

Lebih baru Lebih lama