![]() |
| DKI Jakarta Governor Pramono Anung/PHOTO: Diah Ayu-VOI |
BASHIRAHNEWS.COM, BOGOR – Perayaan malam Tahun Baru 2026 di Jakarta akan berlangsung tanpa pesta kembang api. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk meniadakan kembang api dan mengurangi jumlah panggung hiburan sebagai bentuk solidaritas dan empati terhadap para korban bencana banjir bandang di Sumatra serta sejumlah daerah lainnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan kebijakan tersebut diambil agar perayaan Tahun Baru tidak berlangsung secara berlebihan dan lebih mengedepankan nilai keprihatinan serta kebersamaan. Keputusan itu disampaikan Pramono di Balai Kota Jakarta pada Senin (22/12), sebagaimana diberitakan Kompas.
“Tahun ini kami memilih tidak ada kembang api. Kita ingin menyambut tahun baru dengan doa bersama, karena musibah yang terjadi menyangkut kita semua,” ujar Pramono.
Pemprov DKI Jakarta akan menerbitkan surat edaran Sekretaris Daerah yang mengatur larangan menyalakan kembang api pada malam pergantian Tahun Baru 2026. Larangan tersebut berlaku untuk seluruh kegiatan yang memerlukan perizinan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Pramono menjelaskan bahwa larangan tersebut mencakup kegiatan di hotel, pusat perbelanjaan, dan berbagai lokasi keramaian lainnya. Ia mengimbau masyarakat Jakarta untuk menahan diri dan tidak menyalakan kembang api maupun petasan.
“Peristiwa yang terjadi di Sumatra dan beberapa daerah lain menjadi keprihatinan kita bersama. Saya mengimbau agar kali ini ditiadakan. Mudah-mudahan ini tidak mengurangi esensi kita dalam menyambut Tahun Baru,” katanya.
Meski demikian, Pemprov DKI tidak akan melakukan pembatasan langsung terhadap perorangan yang menyalakan kembang api. Pemerintah juga memastikan tidak akan menggelar razia terhadap pedagang kembang api menjelang Tahun Baru. Pendekatan persuasif dinilai lebih tepat untuk menjaga suasana tetap kondusif.
Selain meniadakan kembang api, Pemprov DKI Jakarta juga mengurangi jumlah panggung hiburan dari sebelumnya 14 titik menjadi delapan titik. Salah satu perubahan signifikan adalah tidak adanya panggung hiburan di kawasan Monumen Nasional (Monas) pada 31 Desember mendatang.
Sebagai alternatif, Pemprov DKI menyiapkan konsep perayaan Tahun Baru berupa doa bersama lintas agama, pertunjukan musik, video mapping, serta atraksi drone di sejumlah lokasi. Bundaran Hotel Indonesia akan menjadi titik utama perayaan, dengan lokasi lain meliputi Lapangan Banteng, Kota Tua, Jakarta International Stadium (JIS), dan kawasan Blok M. [ Adhia Cut Nyak Dien ]
Sumber : Republika, VOI, iNews.id
