![]() |
Suasana Ponpes Al Khoziny setelah operasi SAR selesai. (IDN Times/Khusnul Hasana) |
BASHIRAHNEWS. CIM, BOGOR – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruknya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, di hari ke-9, Selasa (7/10).
Operasi ini ditutup dengan apel personel gabungan serta pemberian penghargaan dari Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii kepada seluruh unsur SAR yang terlibat di selasar gedung lama pesantren.
Sementara di lokasi ambruknya gedung, sudah tak terlihat material bangunan yang menumpuk. Tersisa hanya kerikil pecahan beton dan sisa bilah besi konstruksi yang masih tertancap di tanah, serta dua ekskavator dan satu alat berat crane yang terparkir di sekitar area.
“Dengan demikian operasi pencarian dan pertolongan korban resmi saya tutup,” kata Syafii saat memimpin apel penutupan. Ia menyampaikan, di hari ke-9 seluruh area reruntuhan telah bersih dari material bangunan dan Basarnas memastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah puing.
“Artinya, menjadi bagian amal ibadah dari teman-teman untuk bisa menyampaikan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh teman-teman rescue tersampaikan ke publik,” ucapnya. Pernyataan tersebut menjadi penutup dari rangkaian panjang proses evakuasi dan pencarian korban yang dilakukan sejak awal kejadian.
Hingga akhir pencarian, Basarnas mencatat total korban ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny sebanyak 171 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan selamat dan 67 orang meninggal dunia, termasuk delapan bagian tubuh (body part) yang berhasil ditemukan.
Peristiwa ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny menjadi duka mendalam bagi dunia pendidikan dan masyarakat Sidoarjo. Pemerintah daerah bersama aparat berwenang berkomitmen melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan penyebab pasti kejadian dan mencegah tragedi serupa terjadi kembali di masa mendatang. (Redaktur Bashirah)
Sumber : detikNews, CNN Indonesia, Suarasurabaya, IDN Times