اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)
Di tengah dunia yang terus berubah, dakwah menghadapi lanskap baru yang penuh tantangan sekaligus harapan. Jika pada masa lalu dakwah disampaikan dari mimbar ke mimbar, dari rumah ke rumah, kini dakwah berubah ke dalam bentuk yang lebih luas dan dinamis. Media sosial, teknologi, dan perubahan cara berpikir masyarakat telah mengubah bagaimana Islam disampaikan dan diterima.
Di era ini, informasi mengalir begitu cepat, melampaui batasan ruang dan waktu. Internet memungkinkan siapa saja untuk mengakses ilmu agama dengan mudah. Namun, kebebasan ini juga membawa risiko. Banyak pemahaman yang keliru tersebar luas, membuat sebagian orang terjebak dalam ajaran yang menyimpang atau bahkan ekstremisme. Para pendakwah kini bukan hanya harus menyampaikan kebenaran, tetapi juga memastikan bahwa kebenaran itu diterima dengan pemahaman yang tepat.
Tidak hanya itu, tantangan lainnya datang dari generasi muda yang semakin kritis. Mereka tidak lagi hanya mendengar dan menerima, tetapi bertanya, meneliti, dan mencari jawaban yang rasional. Mereka ingin Islam yang tidak hanya berbicara soal halal dan haram, tetapi juga menjawab persoalan hidup dengan bijak dan relevan. Dakwah yang bersifat menghakimi, kaku, dan tanpa ruang dialog semakin kehilangan tempat. Sebaliknya, pendekatan yang penuh hikmah, mengedepankan kasih sayang, dan mampu menjawab tantangan zaman menjadi lebih efektif dalam menyentuh hati.
Namun, di balik tantangan ini, dakwah juga menemukan ruang yang lebih luas. Media sosial menjadi panggung baru bagi para dai untuk menyampaikan Islam dengan cara yang lebih kreatif dan menarik. Video singkat, diskusi daring, dan konten edukatif menjangkau jutaan orang dalam waktu singkat. Kini, siapa pun bisa berdakwah, tidak hanya melalui lisan, tetapi juga melalui tulisan, gambar, atau bahkan tindakan kecil yang mencerminkan akhlak Islam.
Di tengah dunia yang semakin bising dengan perdebatan dan perpecahan, dakwah melalui akhlak menjadi kekuatan yang paling berpengaruh. Orang mungkin lupa akan kata-kata yang mereka dengar, tetapi mereka tidak akan melupakan kebaikan yang mereka rasakan. Islam yang dibawa dengan kelembutan, kejujuran, dan keteladanan akan selalu memiliki tempat di hati manusia.
Dakwah hari ini bukan hanya tentang berbicara, tetapi tentang memahami, merangkul, dan membawa Islam dengan cara yang paling indah. Tantangan boleh berubah, tetapi pesan Islam tetap sama yaitu rahmatan lil ‘alamin, membawa rahmat bagi seluruh alam. Wallahu A'lam Bishawab.[]