Dunia Marah…! Kutuk Pembakaran AL Qur’an di Swedia

Sc : Twitter

Oleh Muhammad Ridwan | Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAI Al-Fatah Bogor

Pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia mendapat reaksi keras dari masyarakat. Dunia mengutuk aksi pembakaran tersebut.

Indonesia sebagai Negara dengan jumlah muslim terbanyak juga  mengutuk aksi tersebut, melalui akun resmi Kemenlu RI mengatakan “ Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kita suci Al-Qur’an oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia di Stockholm. Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleran umat beragama. Kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab”.

Siapa Rasmus Paludan? Sosoknya dikenal sebagai seorang politikus sayap kanan Denmark Garis Keras yang sering melakukan aksi rasial provokatif.

Mengutip dari laman detik.com yang dilansir Reuters, Minggu (22/1/2023), diketahui aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras. Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, juga pernah menggelar sejumlah demonstrasi anti-Turki di masa lalu.

Reaksi keras juga muncul dari rakyat Turki, ribuan orang berdemonstrasi di depan konsulat Swedia di Turki mengutuk aksi pembakaran tersebut. 

Berbagai tokoh dan juga instansi yang ada di Indonesia turut mengutuk aksi tersebut Wakil Ketum MUI Anwar Abbas mengatakan “ tindakan Rasmus Paludan sangat serius dan bisa memicu reaksi keras dari Umat Islam. Pemerintah Swedia jangan menganggap enteng tindakan yang bersangkutan tidak mustahil akan mendapat reaksi keras dari umat Islam”.

Kecaman tidak hanya muncul dari umat islam, Gereja Ortodok Rusia juga kecam aksi tersebut bahkan melabeli peristiwa itu sebagai “Vandalisme yang tidak dapat diterima”. Pembakaran Al-Qur’an di dekat kedutaan Turki di Swedia adalah tindakan vandalisme yang tidak dapat diterima. Seseorang tidak boleh meludahi sesuatu yang sakral bagi orang lain” demikian dikatakan Vladimir Legoyda.

Aksi pembakaran Al-Quran itu lukai 1,9 miliar umat Islam dunia, dan Indonesia perlu meununjukan sikat tegasnya agar peristiwa tersebut tidak terulang.[]


Lebih baru Lebih lama