Sultan Mahmud II Yang Dijuluki Sebagai Sultan Kafir

Sumber : Pinterest

Oleh Nadawatul Azkia | Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

Sultan Mahmud II berkuasa pada tahun 1808-1839 Masehi, beliau merupakan sultan ke 33 di kekhalifahan Turki Utsmani. Dalam pandangan beberapa rakyatnya  beliau dijuluki sebagai sultan kafir. Mengapa demikian?

Sultan mahmud II merupakan sultan pertama di Turki Utsmani yang membuka pembaharuan terutama dalam bidang kemiliteran. Sebelumnya Turki Utsmani memiliki sistem kemiliteran yang cukup staknan dan jenuh. Mengapa? Karena sejak masa Orkhan mereka membentuk suatu pasukan yang bernama Inkisyari (Jenissari). 

Pasukan ini didominasi oleh budak-budak perang yang kemudian diasuh dan dilatih perang sampai mereka mengabdi dan berjuang untuk Turki Utsmani. Maka, saat Turki Utsmani dipimpin oleh Sultan Mahmud II inkisyari ini akhirnya dibubarkan. Tindakan tersebut pastinya membuat bingung, padahal dengan adanya pasukan Inkisyari ini, kesultanan Turki bisa berkembang lebih besar. Ternyata pasukan Inkisyari ini setelah perjalanannya sekian tahun mulai masuk kedalamnya unsur-unsur  yang buruk.

Kemudian, mereka juga mulai memiliki nafsu untuk berkuasa bahkan melakukan pemberontakan sampai terjadinya pembunuhan. Maka dengan alasan ini, Sultan Mahmud II memburkan dan menghapus pasukan inkisyari. 
Setelah penghapusan, Sultan Mahmud II membentuk pasukan baru yang lebih baik beliau kemudian menjadikan sistem kemiliteran di Turki Utsmani sebagai sistem wajib militer kemudian dia juga mendirikan sekolah militer yang pelatian dan guru-gurunya diambil dari negara-negara di sekitar Eropa seperti Inggris, Rusia, Prancis dan lain sebagainya 
Selain itu Mahmud II juga bekerjasama dengan Muhammad Ali Pasha yang sudah lebih dahulu melakukan pembaharuan militer maka sebagian guru-guru dan tenaga pengajian juga diambil dari Mesir atau dikirim oleh Muhammad Ali Pasha yang saat itu jabatannya sebagai gubernur dari Mesir.

Salah satu hal yang menarik dari Mahmud II yang membuat beliau menjadi Sultan kafir adalah beliau sedikit demi sedikit mulai mengikuti penampilan orang-orang Eropa dilihat dari foto beliau yang sudah tidak pakai jenggot panjang kemudian bajunya sudah lebih sederhana tidak seperti baju-baju para Sultan sebelumnya.  Maka dari itu dia juga membuat penampilan dan  baju-baju yang digunakan para pembantunya juga lebih sederhana jadi sudah terlihat kesenjangan berkurang antara orang-orang istana dan orang-orang luar istana.
 
Selain itu beliau juga membangun perpustakaan dan juga tempat penerjemahan di wilayah tertentu.  Beliau juga membentuk  diplomat-diplomat atau duta duta besar di berbagai wilayah di Eropa. Sultan Mahmud II juga melakukan perjanjian damai dengan beberapa negara antara lain dengan Inggris kemudian juga dengan Rusia walaupun awalnya Rusia tidak mau, namun pada akhirnya Rusia meminta perjanjian damai tersebut dikarena Rusia data itu sedang mengalami konflik dengan Perancis sehingga mereka memutuskan untuk melakukan perjanjian damai dengan Mahmud II. Perjanjian damai ini dilakukan di Bukhoro dan terjadinya hubungan yang lebih baik antara Turki dan Rusia. 

Selain itu Mahmud II juga terlibat  konflik dengan Muhammad Ali Pasha. Mengapa demikian?  karena Muhammad Ali Pasha sudah lebih dulu melakukan pembaruan maka keadaan politik dan juga militer Mesir yang sangat kuat bisa menyaingi kerajaan Turki Utsmani, maka terjadilah konflik diantara kedua tokoh ini, padahal sebelumnya Muhammad Ali Pasha masih menjabat sebagai gubernur wilayah Mesir untuk Turki Utsmani.
Sebuah pemberontakan yang terjadi di wilayah Hijaz yaitu pemberontakan Wahabi yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab yang kemudian membuat gerakan keagamaan yang nanti bergabung dengan gerakan militer dari Ali Saud yang kemudian berkombinasi dan berkolaborasi sehingga membentuk gerakan alwahabiun yang menyebar di wilayah Hijaz dan sekitarnya, gerakan ini semakin kuat dan kekuatanya  tidak mampu lagi dikontrol oleh Kerajaan Utsmani.

Kemudian Sultan Mahmud II mengirim Muhammad Ali Pasha untuk menyerang kekuatan wahabiuu. Setelah perjuangan sekian puluh tahun orang-orang Wahabi berhasil dikalahkan dan terjadi juga pemberontakan di wilayah Yunani yang kemudian mereka mengumumkan kemerdekaannya, karena mendapat dukungan dari orang orang Eropa maka Mahmud II  mengirim lagi Muhammad Ali untuk menguasai wilayah Yunani namun yang terjadi adalah Muhammad ali ini memperluas lagi wilayahnya dengan merebut Wilayah Syam, Saudi Arabia, Hijaz serta wilayah Sudan jatuh ketangan Muhammad Ali Pasha yang ini tentu saja melanggar  aturan dari Mahmud II, sehingga terjadi konflik antara keduanya. 

Sebelum terjadinya perseteruan dan terjadi kesepakatan diantara keduanya, Muhammad Ali dibolehkan untuk menguasai wilayahnya dan dibolehkan juga untuk mewariskan kekuasaannya kepada anak keturunannya . Padahal beliau hanya menjabat sebagai gubernur saja yang kalau copot kekuasaanya maka akan diganti lagi oleh kesultanan Turki Utsmani  tapi setelah kemenangan Muhammad Ali atas Mahmud II dalam kesepakan itu dinyatakan bahwa Muhammad Ali berhak mewariskan tahta kepada keturunan-keturunannya.

Di akhir Masa kehidupan dari Mahmud II terjadi perang fisik lagi antara Mesir dan juga Turki Usmani yang terjadi di sebuah peristiwa namanya peristiwa Nazib, diperistiwa ini akhirnya turki utsmani kalah oleh pasukan Mesir dan tidak lama kemudian wafatlah Sultan Mahmud II. Jadi beliau ini wafat dalam keadaan belum tahu kabar akhir dari perang tersebut dan beliau wafat pada tahun 1839 masehi dan meninggalkan 23 orang anak.[]
Lebih baru Lebih lama