Oleh Bahron A
Semua orang pasti pernah punya masalah. Entah itu masalah pribadi, keluarga,
organisasi, dan lainnya. Tak jarang, masalah bisa mengubah segalanya menjadi
lebih runyam dan suram. Memang masalah sudah lama jadi bagian hidup manusia.
Bisa jadi sejak manusia pertama kali menatap bumi, sejak itu juga masalah
menghampirinya.
Yang jadi masalah adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah itu sendiri.
Setiap orang, tentu punya cara sendiri menyelesaikan masalahnya. Kalau saya
sendiri punya masalah, saya lebih senang menemui orang terkait. Tentu setelah
melihat dan menimbang segala sesuatunya.
Sebagai muslim, setidaknya Islam mengajarkan beberapa cara indah untuk
menyelesaikan masalah. Kenapa saya bilang indah? Karena cara menyelesaikan
masalah itu langsung Allah yang mengajarkannya.
Inilah cara menyelesaikan masalah yang saya maksudkan. Pertama, jika kita
punya masalah, maka ucapkanlah kalimat istirjaa yaitu bacaan Inaa lillahi wa
inaa ilihi raji'un "Sesungguhnya Kami milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami
kembali."
Kalimat ini, dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah),
karena memang hakikatnya Allah-lah yang menitipkan masalah pada manusia. Dan,
Allah pula yang akan menyelesaikannya. Loh, kenapa Allah menitipkan masalah
kepada manusia? Ya karena Allah ingin melihat sejauhmana hamba-Nya itu kembali
kepada-Nya.
Kapan kalimat istirjaa ini diucapkan? Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa
musibah baik besar maupun kecil.
Ini dalil dari al Qur'annya, "Sesungguhnya Kami adalah milik Allah
dan kepada-Nya-lah Kami kembali." (Qs. al-Baqarah: 156).
Kalimat istirjaa ini punya daya gugah bagi nurani yang sedang diuji. Efek
membacanya akan membuat hati menjadi tenang dan damai. Seperti disebutkan dalam
shahih Muslim dari haditsnya Umu Salamah.
Katanya, "Saya dengar Rasulallah SAW bersabda, "Tidaklah
seorang muslim terkena musibah, kemudian mengucapkan kalimat yang telah di
perintahkan oleh Allah Ta'ala dalam (kitabNya) yaitu "inaa lillahi wa inaa
ilahi roji'un", Ya Allah berilah pahala pada musibah yang menimpaku, dan
berilah ganti darinya yang lebih baik, maka pasti Allah akan mengganti dengan
yang lebih baik darinya." (HR. Muslim).
Namun, perlu di ingat, kadang ganti dari Allah itu, bisa jadi diberikan di
dunia ini. Atau, bisa juga nanti digantinya ketika di akhirat. Atau bisa juga
mendapatkan gantinya di di dunia dan di akhirat.
Kedua, lemah lembut dan tidak tergesa-gesa. Ya, inilah cara kedua
menyelesaikan masalah; lemah lembut, dan tidak tergesa-gesa. Memecahkan masalah
dengan tenang, berfikir jernih dan tidak terburu-buru adalah cara terbaik.
Nabi SAW pernah berkata kepada Aisyah, "Berbuatlah dengan lembut dan
jauhi olehmu permusuhan dan perbuatan keji. Sesungguhnya, tidaklah lemah lembut
itu di letakan pada suatu perkara melainkan ia pasti akan menghiasinya. Dan
tidaklah di cabut lemah lembut dari suatu perkara melainkan akan menjadikan
buruk." (HR. Muslim).
Anjuran di atas, mulanya di tujukan pada bunda Aisyah. Tapi, setelahnya
langsung mengarah kepada seluruh orang beriman. Segalanya akan indah bila
dilakukan dengan kelembutan.
Ketiga, sabar. Di antara cara menyelesaikan masalah yang hebat adalah dengan
sabar. Sabar ini penting, sebab jika kita tak sabar dalam menyelesaikan
masalah. Jika tidak sabar, efek buruknya menjadi besar. Akhirnya orang yang
bermasalah merasa lelah, kecewa dan putus asa.
Namun Allah Azza wa jalla sudah menunjukkan setiap muslim cara yang dahsyat
untuk mengatasi masalah yaitu dengan kesabaran.
Sabar punya kedudukan sangat penting dalam Islam. Allah akan mencukupi
pahala orang yang sabar dalam mengatasi setiap masalah hidupnya. Allah Ta'ala
telah menjanjikan bagi orang-orang yang sabar dengan pahala yang sangat besar,
hal itu seperti yang di jelaskan dalam firman-Nya yang artinya, "Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas." (Qs. az-Zumar: 10).
Imam al-Auz'ai berkata, "Balasan bagi orang sabar tidak lagi ditimbang,
maupun diukur, tapi langsung di ambilkan tanpa ada batasannya."
Nabi SAW bersabda, "Sungguh sangat menakjubkan perkara seorang
mukmin itu. Semua perkaranya baik, dan tidak ada pada seorang pun melainkan
hanya seorang mukmin. Jika dirinya mendapat reziki, dia bersyukur, maka itu
baik baginya. Jika dirinya di timpa musibah lalu bersabar itu juga baik
baginya." (HR. Muslim).
Sabar itu punya makna dalam. Dan musibah, jangan dikira hanya
perkara-perkara besar seperti mati dan cerai saja. Jadi, musaibah itu apa?
Musibah adalah setiap perkara yang dirasakan sedih ketika kehilangannya, maka
itulah musibah.
Suatu hari, tali sandal Umar bin Khatab ra. putus, lalu ia segera
mengucapkan kalimat istirjaa', sambil berkata, "Setiap kejadian buruk yang
menimpamu maka itu adalah musibah."
Muslim yang tidak sabar ketika tertimpa musibah, tidak pula mengharap pahala
dari sebab musibah tersebut, maka hilang sudah pahala dan ganjaran dari Allah.
Sabar tentu bukan sekedar sabar. Sabar sejati, adalah sabarnya seorang hamba
atas qodho dan qadr Allah. Allah Ta'ala, berfirman, "Katakanlah:
"Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal." (Qs. at-Taubah: 51).
Imam Ibnu Rajab mengatakan, "Adapun perbedaan antara ridho dengan sabar
yaitu kalau sabar adalah menutupi jiwa dari rasa marah dengan menahan rasa
sakit sambil berharap agar segera hilang rasa sakitnya, dan mencegah anggota
badan jangan sampai melakukan perbuatan yang tidak terpuji oleh sebab marah.
Sedangkan ridho adalah menerima dan lapang dada dengan ketentuan Allah
Ta'ala Juga melupakan angan-angan (yang muncul). Juga berharap, agar rasa sakit
yang dialami segera hilang, walaupun rasa sakitnya masih ada. Sikap ridho, akan
menjadikan ringan beban yang ada, dan memberi kabar gembira bagi hati dengan
kenyakinan, pemahaman sempurna. Maka, jika sikap ridho ini kuat menahan rasa
sakit, dengan sendirinya rasa sakit itu akan hilang."
Keempat, baik sangka. Baik sangka kepada-Nya ini penting. Baik sangka kepada
manusia, juga penting. Keduanya harus seimbang. Harus yakin, dibalik setiap
masalah, selalu ada hikmah terbaik yang bisa diambil.
Baik sangka kepada saudara seiman, akan menjadikan hati lebih tenang. Bila
hati sudah tenang, maka musibah atau masalah yang sedang dialami akan terasa
lebih ringan.
Itulah di antara empat cara indah menyelesaikan masalah. Ketika Allah siapkan kita masalah, maka yakinkan diri, Allah juga sudah siapkan seribu jalan keluarnya, wallahua'lam.[]