4 Alasan Singapura Tolak Kedatangan UAS dan Pendampingnya



Foto : Republika.co.id


BASHIRAHNEWS.COM, JAKARTA - Kementrian Dalam Negeri Singapura atau MHA (Ministry of Home Affairs) menguraikan alasan Pemerintah Singapura menolak kedatangan pendakwah asal Indonesia, Ustadz Abdul Somad (UAS), mengunjungi negaranya, Kamis (19/4).

Dilansir dari Suara.com, MHA membenarkan bahwa UAS tiba bersama enam pendamping di Tanah Merah Ferry Terminal, Singapura, pada Senin (16/5) dari Batam. 

UAS diwawancarai, kemudian pendampingnya ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan kembali di Feri menuju Batam pada hari yang sama. 

Dikutip dari mha.gov.sg, berikut alasan Pemerintah Singapura menolak kedatangan UAS: 

1. UAS Penyebar Ajaran Ekstremis dan Segregasi 

Menurut MHA, UAS dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di negara kalangan masyarakat multi-ras dan multi-agama, seperti Singapura. 

Misalnya, UAS pernah memberikan materi khotbah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan menganggap hal itu sebagai operasi “syahid”. 

2. UAS Merendahkan Komunitas Agama Lain  

UAS juga dikatakan pernah membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal jin (roh/setan) kafir. Ini menjadi topik sensitif yang menyinggung banyak pihak non muslim, khususnya di Singapura. 

3. UAS Melabelkan Agama Lain Sebagai Kafir  

MHA juga mengatakan bahwa UAS secara terbuka kerap menyebut non muslim sebagai kafir. Perkataan ini membuatnya dianggap tidak bisa menerima dan menghargai keberagaman agama. 

4. UAS Pura-Pura Melakukan Kunjungan Sosial 

Dalam keterangan di situs resmi MHA juga menyebut UAS berusaha masuk ke Singapura dengan berpura-pura untuk melakukan kunjungan sosial. 

Pemerintah setempat memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Maka dari itu, UAS dan rombongan ditolak masuk ke Singapura. [Mujtahidatul Humairoh]


Mila Sapitri

Jurnalis Bashirah Media

Lebih baru Lebih lama