Mau Sukses, Harus Pede!

M Ridwan Thalib | Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (STAI) Al Fatah, Cileungsi, Bogor


Mas beli Aquanya satu ya.Kalimat seperti inilah kerap kita dengar jika ada orang membeli air mineral kemasan.  Ini terjadi karena ketika orang bicara air mineral dalam kemasan mindset mereka langsung tertuju merek ini, padahal belum tentu yang dia beli itu mereka Aqua.

Sejarah Aqua adalah kisah panjang di Indonesia, perjuangannya ketika ingin membangun perusahaan air minum kemasan tidaklah semudah yang kita bayangkan seperti sekarang ini. Cibiran, hinaan, seperti  Hah….di Indonesia mau jual air minum kemasan? Kalau mau jualan air minum di negeri Arab sana, di sini air melimpah.

Tapi, cibiran itu tidak lantas membuat Pak Tirto, pendiri Aqu, patah semangat, dia yakin dan “pede” untuk mengembangkan usahanya seolah cibiran itu sebagai vitamin yang membuatnya bangkit dan lebih bersemangat membangun perusahaanya. Kita lihat sekarang hasil jerih payahnya itu menjadi kesuksesan yang sangat luar biasa.

Cerita lain mungkin masih bisa kita ambil hikmahnya, bagaimana salah satu jaringan restoran cepat saji ketika penemunya Harland Sanders mencoba menjual resep ayam goreng ke rumah makan di wilayah AS. Ia mencoba menawarkan resepnya. Harland Sanders turun ke pasar–pasar untuk mempromosikan ide penjualan ayam gorengnya, meski sudah tua dan terserang penyakit rematik.

Selama dua tahun berkeliling, Harland Sanders hanya dapat memuaskan lima rumah makan saja. Resep ayam goreng yang ia tawarkan lebih banyak di tolak dan ditertawakan, jangankan untuk mencicipi bahkan hanya sekedar melihatpun enggan.

Selama dua tahun berkeliling menawarkan resepnya ada lebih dari 1000 penolakan yang ia terima. Tanpa kenal menyerah, “pede” dan yakin akan berhasil, ia terus berusaha.

Akhirnya resep ayam gorengnya banyak disukai orang Amerika ketika itu. Perjuangannya yang tak mengenal lelah terbayar dengan lakunya resep ayam gorengnya. Hingga ketika usia kolonel Harland Sanders menginjak usia tujuh puluh tahun, jumlah rumah makan yang menjadi bagian dari franchise-nya mencapai dua ratus tempat, di Amerika dan Kanada.

Thomas Alva Edison, penemu lampu listrik, hampir 1000 kali gagal membuat lampu listrik tapi apa yang dikatakan Edison ketika ia gagal? Dengan kegagalan tersebut,saya malah mengetahui ribuan cara agar tidak gagal, dan lampu pijar ini bisa menyala.” Sikap yang pede.

Sebagai muslim tentu panutan kira adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bagaimana Rasulullah mengajarkan kita untuk percaya diri? Dahulu di sekeliling Ka’bah ada sekita 360 berhala yang disembah, lalu Rasul datang membawa ajaran tauhid yang meyakini bahwan Tuhan itu harus Esa-qul huwallahu ahad-, di saat orang-orang di Makkah saat itu menyembah berhala-berhala sebagai Tuhan mereka tetapi Rasulullah datang dan mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa, Rasulullah pede mendakwahkan Tauhid ini dan tidak sedikitpun minder atau putus asa.

Berapa banyak peperangan yang dimenangkan oleh pasukan muslimin padahal seringkali dengan jumlah pasukan yang sangat sedikit tapi bisa meraih kemenangan dan mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak, semua itu karena mereka percaya diri bahwa kemenangan tidak ditentukan dari jumlah yang banyak “kam min fiatin qolilatin gholabat fiatan kastirotan biidznillah - berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah-.”

Banyak kisah sukses orang-orang terdahulu bukan ditentukan dari berbagai kemudahan fasilitas yang mereka miliki tapi justru sebaliknya. Mutu hidup seseorang secara umum sangat ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang didapatkan dan juga kepercayaan diri yang tinggi “pede”. Ingin  sukses? harus pede!

 

Lebih baru Lebih lama