Doa Pasti Terkabulkan


Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ (المؤمن[٤٠]: ٦٠) 

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mukmin [40]: 60)

Ayat yang terdapat dalam surat Al-Mukmin itu merupakan salah satu ayat yang memberikan kabar gembira kepada umat Islam bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa mereka. Dua ayat yang lain adalah: 

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ (البقرة[٢] ١٨٦)  

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Al-Baqarah [2]: 186)

قُلْ مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ رَبِّيْ لَوْلَا دُعَاۤؤُكُمْ (الفرقان[٢٥]:٧٧)

“Katakanlah (Muhammad, kepada orang-orang musyrik), Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena ibadahmu. (Q.S. Al-Furqon [25]:77)

Melalui ayat yang terakhir ini, Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan Rasulullah Shallallahu Alahi Wasallam untuk mengingantkan umat manusia agar tidak melalaikan doa Allah Subhanahu wa Taala, sehingga mereka selalu dimudahkan (diperhatikan) Allah.

Surat ini disamping dinamakan surat Al-Mumin (orang beriman) yang terdapat pada ayat 28, juga disebut surah Ghofir (opemberi ampun) yang terdapat pada ayat ke-60.

Surah Al-Mu’min atau Ghafir merupakan surah pertama dari tujuh surat yang diawali حٰمۤ yang dinamai surat Hawaamim yaitu: 1). Al-Mu’min/Ghofir 2). Fushshilat 3). As-Syu’araa 4). Az-Zukhruf 5). Ad-Dukhan 6). Al-Jatsiah 7). Al-Ahqaf. 

Ketujuh surat tersebut diturunkan sebelum hijrah, maka disebut surah Makiyyah.

Imam Al-Qurthubi meriwayatkan dari Aus bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi Wasallam bersabda: 

اَلْحَوَامِيْمُ دِيْبَاجُ اْلقُرْآنِ 

“Hawamim adalah perhiasan Al-Quran”

Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu Katsir mengatakan, ini merupakan Sebagian dari karunia dan kemurahan Allah Subhanahu wa Taala. Dia menganjurkan kepada hamba-hambanya untuk berdoa kepada-Nya dan Dia menjamin akan mengabulkan doa mereka. 

Doa secara bahasa berarti permintaan atau permohonan, sedangkan secara istilah berarti penyerahan diri kepada Allah dalam memohon keinginan dan meminta dihindarkan dari hal-hal yang tidak disenangi.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Salam bersabda: 

الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ

“Doa adalah inti ibadah." (H.R. Tirmidzi).

Ibnul Arabi menjelaskan, "Dengan nyawa, anggota tubuh menjadi kuat (hidup). Begitu juga doa, dia merupakan jiwa (nyawa) bagi ibadah, dengannya ibadah seseorang hamba menjadi kuat, karena ia adalah ruh (jiwa) bagi ibadah.”

Doa adalah manifestasi ketidakberdayaan hamba yang selalu membutuhkan bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat mencintai orang yang konsisten berdoa.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: 

إنَّ الله تَعَالَى يُحِبُّ الْمُلِحِّيْنَ فِى الدُّعَاءِ (الحاكم)

"Sesungguhnya Allah Ta'ala sangat menyukai orang melanggengkan diri dalam berdoa." (H.R. Al-Hakim, dhaif).

Sebaliknya Allah Subhanahu wa Ta’ala benci kepada orang yang tidak mau berdoa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدْعُ اللهَ تَعَالَى يَغْضَبْ عَلَيْهِ (احمد)

"Barang siapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Dia murka kepadanya." (H.R. Ahmad)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam An-Nawawi Al-Bantani, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

تَرْكُ الدُّعَاءِ مَعْصِيَةٌ

"Meninggalkan doa adalah maksiat."

Pada ayat di atas Q.S. Al-Mukmin [40]: 60, setidaknya ada dua makna utama yang dapat ditangkap, yaitu:

1. Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia agar berdoa kepadaNya, niscahya Allah Subhanahu wa Taala akan mengabulkan doa sesuai kehendakNya.

2. Larangan bersikap sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah dengan cara tidak berdoa dan tidak beribadah kepadaNya. Allah Subhanahu wa Taala mengancam memasukan orang yang sombong ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina-dina.

Adab Berdoa

Berdoa memiliki beberapa adab, antara lain:

1. Hendaklah ikhlas semata-mata kepada Allah Subhanahu wa Taala, tidak teringat yang lain dan dan langsung ditujukan kepada Allah, tidak dengan perantara.

2. Percaya bahwa doanya pasti dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

3. Menanamkan keyakinan penuh bahwa berdoa adalah ibadah yang keuntungannya, pertama adalah mendekatkan diri kepada Allah, sedang dikabulkannya doa adalah karunia kedua. Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata, Aku tidak memikul beban agar keinginan dikabulkan, tetapi memikul beban keinginan untuk dapat berdoa. Jika aku mendapat kemauan berdoa, maka pengabulan menyertainya"

4. Tidak menjadikan doa hanya sebagai jembatan untuk tercapainya suatu keinginan, dan bila keinginan telah tercapai, Allah lalu dilupakan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Al-Ankabut [29]: 65.

فَاِذَا رَكِبُوْا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ اِذَا هُمْ يُشْرِكُوْنَ  (آلاسرآء[٢٩]: ٦٥) 

“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” 

5. Tidak gelisah, mengeluh dan bosan jika yang diminta tidak lekas dikabulkan. Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dari Tsabit, ia berkata,"Telah sampai kepadaku bahwa Allah mendelegasikan kepada malaikat Jibril untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Apabila seorang Mukmin berdoa, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepada Jibril, tahan dulu untuk memenuhi kebutuhannya karena Aku sangat senang mendengar lantunan doanya. Dan apabila orang kafir berdoa, Allah berkata kepadanya, wahai Jibril, penuhilah apa yang dibutuhkan, karena Aku benci mendengar doa-doanya." 

6. Tidak hanya berdoa pada waktu menghadapi kesulitan. Rasulullah Shalallahu Alahi Wassalam bersabda:


مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ

"Barangsiapa ingin gembira bahwa Allah akan mengabulkan doanya di waktu sulit, hendaklah dia memperbanyak doa di waktu lapang.” (H.R. Tirmidzi)

Cara Allah Mengabulkan Doa

Adapun cara Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa seorang hamba adalah dengan beberapa macam, antara lain:

1. Memberi apa yang diminta.

Ketika orang berdoa dapat saja terkabul sesuai dengan kehendaknya, dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala langsung memenuhi apa yang diminta.

2. Digantikan dengan yang lebih baik.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu apa yang lebih sesuai dengan keadaan manusia. Maka terkadang Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doanya dengan mengganti yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.

3. Menolak bencana

Manusia sering tidak tahu bencana yang akan menimpa sehingga tidak meminta perlindungan dari bencana tersebut. Maka untuk melindungi manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doanya dengan cara menolak bencana yang akan menimpanya walau tidak diminta.

4. Memberi ketenteraman hati

Jafar As-Shidiq ditanya, “apa tanda dikabulkannya doa?” dia menjawab: "Ketentraman hati."

5. Menunda hingga hari kiamat

Pada hari kiamat, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada beberapa hambaNya,”Aku punya hutang kepadamu.” HambaNya menjawab, “Bagaimana mungkin Engkau memiliki hutang,” Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab, “Dahulu engkau berdoa, belum Aku kabulkan, sekarang Aku bayar dan masuklah ke surga.”

6. Diampuni dosa-dosanya.

Dalam tafsirnya, Imam Al-Maraghi menukilkan hadits:

اَلدُّعَاءُ اَلْاِسْتِغْفَارُ (المراغى) 

“Doa adalah (bentuk) istighfar (memohon ampun kepada Allah).”

Lebih baru Lebih lama