Terlihat Baik

 

Foto: penulis

Oleh Alif Fardan | Mahasiswa STAI Al Fatah Cileungsi, Bogor


Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, pasti setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Manusia pada hakikatnya yaitu makhluk yang bodoh atau dalam kata lain tidak berilmu, karena ketika ia lahir ke dunia ia tidak tahu apa-apa.

Lalu kapan ia terlihat berilmu? 

Yaitu ketika ia berada dalam lingkaran ilmu Allah Azza Wa jalla. Begitu juga hakikatnya manusia itu hina, karena ia tercipta dari air yang hina (air mani). Dan kapan ia akan terlihat mulia? Maka saat ia berada dalam lingkungan kemuliaan Allah Azza Wa jalla.

Ketika seorang hamba terlihat baik, Sholeh, dan 'alim, maka hakikatnya Allah Azza Wa jalla sedang menutupi aibnya, keburukannya, dosanya, serta kedzholimannya. Ini semua adalah bukti kasih sayang Allah Azza Wa jalla kepada hambanya. 

Coba bayangkan, apa jadinya ketika Allah Azza Wa jalla tidak menutupi keburukan kita?

Maka pasti kita akan merasa malu dan merasa menjadi makhluk yang paling hina diantara lainnya.

Itulah kebaikan dari Allah Azza Wa jalla kita yang harus kita syukuri, denganya kita masih terlihat baik meskipun dalam hati kita buruk, terlihat sholeh/sholehah meskipun banyak dosa, dan masih terlihat 'alim meskipun bodoh.

Maka dari itu, baginda Rasulullah shalallahu alahi wasallam dan para ulama memberi nasihat kepada kita, supaya lebih memperhatikan hati kita dari pada penampilan, karena penampilan adalah cerminan hati.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

أَلآ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ


"Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu (jantung).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dari hadis diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hati adalah penentu tubuh dan amalan seseorang, ketika hatinya baik (sehat) maka tubuhnya akan sehat, tetapi ketika hatinya rusak (sakit) maka tubuhnya pun ikut sakit juga.

Maka dari itu mari kita perbaiki, bersihkan, serta tata kembali hati kita dengan perbanyak berzikir, dan membaca Al-Qur'an. Memperbaikinya dengan mendatangi majelis ilmu, dan berdoa kepada Allah Azza Wa jalla supaya diberi ketetapan hati didalam agama agar terhindar dari berbagai macam penyakit hati. Aamiin Aamiin yaa robbal 'alamiin.[]



Yuharriska

Jurnalis Bashirah Media

Lebih baru Lebih lama