Oleh Bahron Ansori*
Berikut adalah pesan-pesan
bagi kita yang masih hidup agar senantiasa mempersiapkan diri menyambut
datangnya kematian. Pertama, mengingat mati adalah ibadah yang sangat
dianjurkan. “Abu Hurairah ra meriwayatkan, “Rasulullah saw, “Perbanyaklah
mengingat pemutus segala kenikmatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi dan
dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).
Kedua, maut kapan saja
bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya, maka jauhilah
perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah dan maksiat lainnya. (Qs. Al A’raf: 34 /
Qs. Al Munafiqun: 11). Ketiga , maut tidak ada yang mengetahui kapan datangnya
melainkan Allah Ta’ala (Qs. Ali Imran: 185).
Keempat, dengan mengingat
mati melapangkan dada, menambah ketinggian frekuensi ibadah. “Anas bin Malik ra
berkata, ‘Rasulullah saw, “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan,
yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika
dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah
seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan
menyempitkannya.” (HR. Ibnu Hibban).
Kelima, dengan mengingat
mati seseorang akan menjadi mukmin yang cerdas berakal, mari perhatikan riwayat
berikut. “Abdullah bin Umar ra bercerita, “Aku pernah bersama Rasulullah saw,
lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi
Muhammad saw lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang
paling terbaik?”
Nabi saw menjawab, “Yang
paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi, “Lalu orang beriman manakah
yang paling berakal (cerdas)?”, Nabi saw menjawab, “Yang paling banyak
mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah
yang berakal.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu
Majah).
Jujurlah, jangan-jangan
selama ini separuh perjalanan hidup kita hanya dihabiskan dalam kubangan
maksiat. Lihatlah apa yang kita makan, jangan-jangan semuanya diperoleh dengan
cara yang tidak halal. Takutlah saudaraku…takutlah pada penghancur segala
kenikmatan yang kedatangannya tak pernah kita undang. Namun ketika dia datang,
kita pun tak sanggup menolaknya walau hanya sekejap, dialah kematian.
Wallahua’lam.[]
*Pemerhati masalah sosial,
agama. Tinggal di Majalengka