Menjadi Pemuda Yang Dibanggakan Allah

 

Foto: Penulis

Oleh Alif Fardan | Mahasiswa STAI Al Fatah Cileungsi, Bogor


MASA MUDA adalah masa dimana manusia bergejolak hawa nafsunya, besar keinginannya, tinggi semangat juangnya, hebat kekuatan fisiknya, serta tajam pemikiranya.


Karena itu banyak sekali pepatah mengatakan bahwa "ditangan pemudalah ada masa depan bangsa", salah satunya pepatah arab masyhur oleh Syaikh Musthofa Al Ghulayain menyebutkan:


“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, sesungguhnya di tanganmu-lah urusan bangsa dan dalam langkahmu tertanggung masa depan bangsa.”


Lalu bagaimanakah caranya menjadi pemuda yang dibanggakan Allah Azza Wa jalla di hadapan para malaikat-Nya? 


Minimalnya ada dua sifat yg harus dimiliki seorang pemuda dalam hatinya, kedua sifat itu tertera dalam sebuah hadist Nabi tentang 7 golongan yang mendapat naungan Allah di hari akhir kelak :


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”


Dari hadits diatas terdapat kalimat "Syabbun Nasyaa bi 'ibadatillah" dan "Rojulun qolbuhu mu'allaqun fil masadid", kedua sifat ini yang minimalnya dimiliki oleh seorang pemuda agar dibanggakan Allah Subhanahu wa ta'ala dan terlebih akan mendapat naungan-Nya di akhirat kelak.


Pertama yaitu "Syabbun Nasyaa bi 'ibadatillah" seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Azza Wa jalla.


Maksud disini ialah seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan belajar agama untuk diamalkan, dan lebih memilih menahan hawa nafsunya dari rasa irinya melihat teman-temannya yang asyik menikmati  akhir zaman dan bebasnya pergaulan luar, karena ia yakin, itu hanyalah kenikmatan sementara. 


Bahkan ia juga berfikir bagaimana cara agar agama bisa hidup di kampung halaman, dan diamalkan oleh seluruh keluarganya, karena ia juga yakin bahwa kebahagiaan itu terletak pada ketaqwaan hamba kepada Rabb- nya.


Yang kedua yaitu "Rojulun qolbuhu mu'allaqun fil masadid" seorang pemuda yang hatinya bergantung pada masjid. Artinya kemanapun ia pergi, ia berada, ia selalu ingat waktu sholat, ingat kepada Allah Azza Wa jalla, karena ia yakin bahwa hidup adalah milik Allah, dan semuanya akan kembali kepada-Nya, dunia sementara dan akhirat selamanya (kekal).


Ketika sifat kedua ini tumbuh di hati seorang pemuda maka ia akan menjadi Pemuda yang memiliki nilai plus di mata masyarakat dan tentunya di mata Allah Azza Wa jalla, karena masjid itu tempat baik dan pasti orang yang rajin beribadah didalamnya akan Allah jadikan baik juga. 


Ingat, ketika Allah langsung yang mengatakan ia baik, maka semuka langit dan bumi mengatakan ia yang terbaik. Begitu pula sebaliknya, meskipun semula langit dan bumi berkata ia baik, belum tentu ia bernilai baik disisi Allah Azza Wa jalla.


Inilah dua sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemuda yang akan dibanggakan Allah dihadapan para malaikat-Nya. Semoga Allah memberikan kita taufiq serta hidayah-Nya agar tertanam dalam jiwa kita kedua sifat ini, Aamiin ya rabbal'alamiin.[]

Yuharriska

Jurnalis Bashirah Media

Lebih baru Lebih lama