![]() |
Foto by Google |
Manusia harus menyadari, besaran tekanan darah dalam tubuh bukan hanya terkait dengan genetika, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, seperti pola makan, rutinitas olahraga, dan kebiasaan tidur.
American Heart Association merilis daftar kebiasaan tersembunyi yang dapat memengaruhi tekanan darah seseorang. Dilansir dari Kompas.com, berikut adalah beberapa kebiasaan yang ternyata dapat menyebabkan darah tinggi :
1. Penggunaan obat bebas
Orang-orang yang menggunakan obat bebas atau over the counter (OTC) untuk mengobati sakit ringan dan nyeri dilaporkan dapat melihat lonjakan tekanan darah pada tubuh. Obat bebas, termasuk obat anti inflamasi seperti naproxen (Aleve) dan ibuprofen (Advil) telah terbukti bisa meningkatkan tekanan darah.
Obat-obatan seperti acetaminophen (Tylenol) atau paracetamol juga cenderung dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu, banyak obat dekongestan yang dijual bebas diketahui bisa meningkatkan tekanan darah.
2. Mengkonsumsi kopi setiap hari
Baik alkohol maupun kafein dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Orang-orang secara umum disarankan dapat membatasi kafein hingga kurang dari 300 miligram (mg) atau sekitar dua hingga tiga cangkir kopi per hari untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi mencapai tingkat kritis.
3. Bahan makanan tertentu dan suplemen
Suplemen dan kombinasi makanan tertentu juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Tidak semua suplemen yang berlabel "alami" dijamin aman. Misalnya, suplemen herbal dan pengobatan rumahan yang menggunakan bahan-bahan seperti licorice dilaporkan dapat menyebabkan hipertensi.
Selain itu, makanan dengan keju yang kuat, daging yang diawetkan, dan bahkan produk kedelai dapat mengandung tyramine tingkat tinggi. Zat ini dapat berinteraksi dengan antidepresan seperti penghambat oksidase monoamine (MAOIs), dan mengakibatkan hipertensi.
4. Pembacaan tekanan darah yang tidak tepat
Beberapa orang bisa mengalami "hipertensi jas putih", yakni kecemasan ketika bertemu dengan dokter atau mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan pembacaan tekanan darah tinggi.
Pengukuran ini pun bisa memberikan gambaran yang salah tentang hipertensi di ruang pemeriksaan dokter, dan itu berarti orang-orang mungkin berakhir pada pengobatan tekanan darah yang tidak perlu.
Untuk mengimbangi hal ini, orang dapat melakukan pembacaan tekanan darah di rumah, dan kemudian membandingkan pembacaan tersebut dengan pengukuran di ruang pemeriksaan dokter.
“Jika angka tekanan darah lebih tinggi di ruang pemeriksaan dokter, mengukur tekanan darah di rumah bisa memberi [pasien] dan penyedia layanan kesehatan gambaran akurat tentang tekanan darah di lingkungan alami,” kata Jackson.
Berdasarkan pedoman saat ini, tekanan darah yang normal dapat dikategorikan normal jika memiliki angka sistolik (atas) kurang dari 120 dan angka diastolik (bawah) kurang dari 80.
Melansir dari Medical News Today, hipertensi stadium I terjadi ketika angka sistolik antara 130 hingga 139 dan diastolik antara 80 hingga 89. Sementara, hipertensi stadium II adalah sistolik lebih besar dari 140 dan diastolik lebih besar dari 90.
Ini adalah keadaan darurat hipertensi. Siapa pun yang mengalami keadaan darurat hipertensi penting untuk bisa secepatnya pergi ke ruang gawat darurat terdekat karena risiko stroke atau serangan jantung mereka sangat tinggi. Ingatlah bahwa tekanan darah tinggi merupakan faktor penyebab berbagai kondisi kesehatan yang berbahaya. [Khairunnisa]