Mata Setan

 

ilustrasi foto : idntimes.com


Oleh Tian Erika Restiana | Mahasiswi STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor 


AIN atau Kena Mata yaitu salah satu penyakit pandangan yang dimanfaatkan oleh setan, serta memiliki potensi berbahaya bagi orang yang terkena.


Penyakit ain dalam pandangan Islam yaitu pengaruh dari perasaan hasad dan iri dengki lalu diikuti dengan respon jiwa yang negatif, sehingga jiwa tersebut menggunakan media mata sebagai jalan untuk menyalurkan racun kepada yang dilihatnya tersebut, serta dapat mengalami gangguan berupa penyakit, kerusakan, hingga kematian.


Berdasarkan Hadis Riwayat Muslim 

"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa”. 


Bahkan penyakit ain ini pernah dialami oleh Aisyah radhianllahu’anha,


 كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَ أَسْتَرْقِيَ مِن العَيْنِ


Artinya: dahulu Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ain.


Pada umumnya penyakit ain terjadi juga pada rasa cinta, pujian, bahkan kekaguman terhadap seseorang yang dipandangnya, hal ini dapat muncul dari orang jahat ataupun orang yang baik, baik dengan sengaja maupun dengan tidak menyadari.


Cara mencegah dari penyakit ain


Pertama, jika kita melihat keistimewaan pada orang lain sehingga membuat kita merasa takjub kepada orang tersebut, maka kita harus segera mendoakan kebaikan untuk orang tersebut serta mendoakan keberkahan atas keistimewaan yang dimilikinya.



Kedua, kita juga dianjurkan untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dari penyakit ain ini, sebagaimana dalam hadis riwayat Ibnu Majah dari Sayidah Aisyah, dia berkata bahwa Nabi Saw. bersabda;


اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ 


“Berlindunglah kalian kepada Allah karena sesungguhnya penyakit ain itu nyata.”



Adapun cara pengobatan dari penyakit ain ini yaitu dengan cara:


Pertama, jangan lupa betawakal kepada Allah SWT, sebab hanya Allah-lah yang dapat menyembuhkan segala sesuatu penyakit dalam tubuh kita.


Sebagaimana dalam QS At-Tagabun ayat 11. 

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ


Artinya: Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


Kedua, yaitu dengan mandi dengan air bekas wudhu atau mandi orang yang menyebabkan ain tersebut.


Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Umamah bin Sahl di atas. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan Amir bin Rabi’ah untuk berwudhu dan menyiramkan air wudhunya kepada Sahl yang terkena ‘ain.


Ketiga, yaitu dengan Ruqyah syar’iyyah. Sebagaimana hadits dari Asma bintu Umais radhiallahu’anha, ia berkata:


يا رسول الله ، إن بني جعفر تصيبهم العين ، أفنسترقي لهم ؟ ، قال : نعم ، فلو كان شيء سابق القدر لسبقته العين


“Wahai Rasulullah, Bani Ja’far terkena penyakit ‘ain, bolehkah kami minta mereka diruqyah? Nabi menjawab: iya boleh. Andaikan ada yang bisa mendahului takdir, itulah ‘ain” (HR. Tirmidzi)


Demikian pembahasan tentang pandangan yang dipergunakan oleh setan, maka dari itu meskipun kita mungkin mengambil tindakan untuk membantu memperkuat iman kita dan melindungi diri dari kejahatan ini, kita tidak dapat membiarkan diri kita diambilalih oleh bisikan setan. 


Hanya Allah yang dapat meredakan kesusahan kita, dan kita harus mencari perlindungan hanya dari-Nya.

Lebih baru Lebih lama