BASHIRAHNEWS.COM, JAKARTA - Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di sekitar Kepulauan Seribu. Basarnas menyebut ELT atau emergency locator transmitter pesawat nahas itu tidak memancarkan sinyal.
"Kami cek di ELT yang ada di pesawat Sriwijaya 182
(SJ182) itu seluruh pesawat itu sudah teregistrasi di Basarnas ELT-nya. Namun
kejadian ini tidak memancarkan. Ini yang nanti perlu kita cross-check, kenapa
kok tidak memancarkan. Biasanya akan memancarkan," kata Deputi Operasi dan
Kesiapsagaan Basarnas Bambang Suryo Aji, dalam konferensi pers daring, Sabtu
(9/1/2020).
Bambang belum bisa memastikan dugaan awal ELT pesawat
Sriwijaya Air SJ182 tidak memancarkan sinyal saat kejadian. Bambang menegaskan
pihaknya masih akan menyelidiki penyebab ELT Sriwijaya Air SJ182 tidak
memancarkan sinyal.
"Kami juga belum bisa menyimpulkan secara pasti kenapa
tidak bisa memancarkan alat tersebut, termasuk juga kita cross-check ke, sistem
satelit yang dimiliki oleh negara tetangga kita adalah Australia. Australia
juga tidak menangkap," kata Bambang.
"Jadi dugaan dari Basarnas kita yang ingin mencari apa
penyebabnya tidak bisa memancar ELT tersebut," sebut dia.
Bambang menyatakan Basarnas segera mengungkapkan penyebab
ELT tidak memancarkan sinyal setelah data-data didapatkan. Kata Bambang, ELT
itu berfungsi untuk mengetahui jika terjadi kecelakaan pesawat.
"Kalau alat itu memancarkan, kita cepat tahu, tidak
perlu lagi mencari informasi apakah terjadi lost contact ataukah tidak. Ketika
ada lost contact dan di Puskodal kita di atas itu memancarkan sinyal itu menandakan
bahwa terjadi crash terhadap pesawat tersebut, tapi ini tidak
memancarkan," sebut Bambang.
Menhub Budi Karya memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ182
jatuh. Menhub menyebut ada puluhan penumpang berikut kru di dalam pesawat nahas
tersebut.
"Total penumpang 50 orang bersama 12 kru yang terdiri
dari 43 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi," kata Budi Karya dalam jumpa pers
yang disiarkan via Zoom, Sabtu (9/1/2021) malam.
Kepala Seksi Pemerintahan dan Transit Kecamatan Kepulauan
Seribu Selatan, Surachman mengatakan, nelayan Pulau Lancang mendengar ledakan
di sekitar lokasi jatuhnya Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182, Sabtu
(9/1/2021).
Nelayan Pulau Lancang juga melihat pesawat Sriwijaya Air
jatuh ketika hujan deras mengguyur lokasi kejadian.
"(Nelayan) sempat mendengar ledakan dua kali di bawah
laut dan dia melihat pesawat jatuh, lagi hujan lebat. Menurut mereka sekitar
pukul 2 siang (pesawat jatuh)," kata Surachman dikutip dari siaran
langsung Kompas TV.
Nelayan yang melihat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air langsung
melapor ke Pemkab Kepulauan Seribu.
"Nelayan itu langsung melapor ke kita," ujar
Surachman.
Sebelumnya, Bupati Kepulauan Seribu Djunaedi mengatakan,
pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh di sekitar Pulau Laki.
"Betul (di Pulau Laki)," ujar Djunaedi kepada
Kompas.com, ketika dikonfirmasi.
Sementara itu, kapal patroli Kementerian Perhubungan juga menemukan puing dan benda-benda seperti gulungan kabel, potongan celana jeans, dan logam-logam aluminum di lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan RI Adita mengonfirmasi
bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada
Sabtu (9/1/2021).
Adita mengungkapkan, hilang kontak terjadi saat pesawat
berada di atas kawasan Kepulauan Seribu.
"Informasi saat ini, ada lost contact Sriwijaya Air
rute Jakarta-Pontianak SJ 182, ada kontak 14.40 WIB," ujar Adita dalam
tayangan TV One.
Saat ini, Kemenhub membuka posko di Terminal II Bandara
Soekarno-Hatta.
"Terakhir ada di atas perairan Pulau Seribu," ujar
dia. [Falah Al Khumaeroh]