Oleh Muhammad 'Afif Wafa | Mahasiswa STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor
"Angin tidak berhembus untuk menggoyahkan pepohonan, melainkan untuk menguji akar akarnya"
(Ali bin Abi Thalib)
ALAM diciptakan bukan hanya untuk memfasilitasi kehidupan manusia. Di mana di dalamnya ada berbagai ciptaan, mulai dari debu yang kecil dan ringan hingga gunung yang besar dan kokoh. Namun apakah semua itu diciptakan sia sia hanya untuk hiasan dan fasilitas manusia??
Segala sesuatu yang Alloh ciptakan mengandung banyak hikmah dan ilmu, sebagaimana sering kita dengar, "Al mu'minu kannahla" orang orang beriman itu seperti lebah, yaitu hidup berjamaah, di manapun dia hinggap tidak memberikan kerusakan bahkan memberikan manfaat dengan membantu tumbuhan melakukan penyerbukan, hingga menghasilkan obat yang bermanfaat bagi kita, yaitu madu.
Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata : "Angin tidak berhembus untuk menggoyahkan pepohonan, melainkan untuk menguji akar akarnya"
Jika diterjemahkan, angin diibaratkan sebagai proses atau masalah-masalah yang kita hadapi, dan pepohonan adalah kita sendiri, yaitu manusia yang pasti terkena angin atau masalah tersebut.
Lalu kalimat selanjutnya "melainkan untuk menguji akar akarnya." Kalimat tersebut apabila diterjemahkan maka dapat berarti bekal yang kita miliki, mulai dari akidah, ilmu, mental, fisik, dan lain sebagainya.
Sebuah masalah pasti akan datang kepada manusia, tetapi masalah tersebut tidak untuk meruntuhkan atau menjatuhkan manusia, tetapi masalah tersebut untuk menguji kemampuan manusia.
Ketika kita bisa menghadapi masalah tersebut berarti bekal kita sudah cukup kuat, akan tetapi jika kita merasa galau, frustasi, putus asa, atau bahkan bunuh diri, berarti kita perlu introspeksi mengapa kita tidak bisa menaklukkan angin atau masalah tersebut.
Sejatinya bekal atau akar yang kita punya sangat berpengaruh dan berperan dalam menghadapi masalah. Akidah yang kuat akan menjadikan diri kita yakin bahwa Alloh tidak akan membebani manusia kecuali dengan kemampuannya. Ilmu yang kuat akan menjadikan kita bijak dalam menyikapi masalah. Mental yang kuat akan menjadikan kita berani dalam menghadapi masalah, dan lain sebagainya.
Kita harus selalu berusaha menjadikan akar kita kokoh, terus memperkuat aqidah, menambah ilmu, dan melatih mental kita, supaya sebesar apapun angin yang berhembus, kita kuat menghadapi dengan berani, tanggungjawab, dan bijak tentunya.
Jangan ada lagi kata galau, frustasi, putus asa, ataupun tidak bisa. Kegalauan dan kegelisahan atas kehidupan di dunia menunjukkan bahwa keimanan kita masih sangat kurang.
Apabila kita benar-benar yakin bahwa Alloh memberikan ujian tidak di luar kemampuan hambaNya, apabila kita yakin Alloh memberikan masalah beserta dengan jalan keluarnya, maka kita tidak akan dihantui rasa galau, resah atau bahkan menghujat takdir.
Maka dari itu, mari sama-sama kita memperbaiki keimanan dan aqidah kita dan senantiasa mensyukuri nikmat yang Alloh berikan kepada kita dengan cara memaksimalkan apa yang kita punya.[]