Adab Dulu Baru Ilmu

 

Foto : Pinterest


Oleh Yuhariska | Mahasiswi STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor 



"Orang beradab sudah pasti berilmu, Orang berilmu belum tentu beradab.”


KITA ketahui, bahwa perbedaan manusia dengan binatang adalah akal atau ilmu. Tetapi tingkatan yang lebih tinggi dari ilmu yaitu adab atau akhlak. Karena seberapa pun banyaknya ilmu tanpa disertai adab yang baik akan bisa menjadikan manusia berperilaku seperti binatang.


Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”


Kenapa para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,

“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”


Sebegitu pentingkah mempelajari adab, baru ilmu kemudian?


Mungkin dari kita pernah menjumpai seorang yang sangat pintar, tapi sombong. Cerdas, tapi tak berperilaku baik. Pandai, tapi adab terhadap orangtua/gurunya kurang.


Tentu kita akan memandang tidak baik orang seperti itu, karena budi pekertinya yang tidak sinkron dengan kepandaiannya. Itulah mengapa adab diutamakan untuk dipelajari terlebih dahulu.


Apa itu adab???


Al Adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinisikan, adab adalah menerapkan “akhlak-akhlak yang mulia."


Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga dan antarkaum.


Dalil tentang perintah untuk berakhlak mulia :

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا


“Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: “hasan shahih”).


Seorang yang beradab ketika menuntut ilmu, bisa jadi merupakan tanda amalan seseorang menuntut ilmu diterima oleh Allah dan mendapatkan keberkahan.


Dengan adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah, yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat.


Ibnu Mubarak mengatakan, "Barangsiapa meremehkan adab, niscaya dihukum dengan tidak memiliki hal-hal sunnah. Barang siapa meremehkan sunnah-sunnah, niscaya dihukum dengan tidak memiliki (tidak mengerjakan) hal-hal yang wajib. Dan barang siapa meremehkan hal-hal yang wajib, niscaya dihukum dengan tidak memiliki makrifah (mengenal dan dikenal Allah)."


Cukup hal ini yang menjadi peringatan untuk kita semua. Wallahu a'lam.[] 

Lebih baru Lebih lama