![]() |
| Sekumpulan santri putra terlihat senang dan bersemangat hendak menyantap menu makanan bergizi gratis di HeartNews (31/10/2025 |
BASHIRAHNEWS.COM, TASIKMALAYA — Maraknya pemberitaan tentang kasus keracunan akibat konsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa wilayah Jawa Barat tidak menyurutkan antusiasme para penerima manfaat Rajapolah, Tasikmalaya. Sekumpulan santri Pondok Pesantren Shuffah Al Jama’ah justru tampak bersemangat menikmati program tersebut.
Pondok Pesantren Shuffah Al Jama’ah yang berlokasi di Dusun Bantarkadu, Dawagung, Tasikmalaya, menjalin kerja sama dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukanagalih untuk penyediaan MBG bagi para santri. Kerja sama yang telah berjalan sejak Agustus 2025 ini dirasakan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi santri, tetapi juga bagi para ustaz dan pengurus pesantren.
Meski demikian, kabar tentang maraknya kasus keracunan membuat pengurus pesantren lebih berhati-hati tanpa memutus kerja sama yang sudah terjalin.
“Sebenarnya khawatir dan menjadi penuh kehati-hatian setelah mendengar banyak berita seperti itu, walaupun alhamdulillahnya di daerah kami belum pernah terjadi. Sementara ini kami pasrah terlebih dulu menerima manfaatnya sambil tetap memastikan bahwa makanan itu baik dan sehat,” ujar Nadia, salah seorang ustadzah di pesantren tersebut saat di wawancarau pada Jumat (31/10).
Nadia menambahkan, pihak pesantren telah melakukan langkah antisipasi aktif terhadap kemungkinan terjadinya kasus serupa. Pesantren menjalin komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan berkoordinasi dengan pihak SPPG, serta rutin memeriksa kondisi makanan yang diterima sebelum dibagikan kepada santri.
Bagi para santri, program MBG menjadi motivasi tambahan untuk menjaga kesehatan melalui konsumsi makanan bergizi. Menu yang bervariasi dengan pemenuhan gizi empat sehat lima sempurna membuat mereka tetap bersemangat mengikuti kegiatan pesantren.
“Saya sendiri sangat excited ketika datang MBG, makanannya terlihat menggiurkan dan rasanya enak. Karena jujur saja sebelumnya kami sedikit malas untuk makan siang,” ungkap Annisa, salah seorang santri.
Sementara itu, pihak SPPG Sukanagalih selaku penyedia makanan bergizi menegaskan komitmennya terhadap kualitas dan keamanan produk. Wira (34), Asisten Lapangan SPPG, menjelaskan bahwa setiap makanan dipastikan layak konsumsi dari segi gizi, kebersihan, hingga proses distribusinya.
Wira menambahkan, dapur SPPG menerapkan SOP ketat dengan sertifikasi SLHS serta pengawasan ahli gizi. Ia juga menanggapi isu keracunan dengan nada ringan,
“Terkait kasus keracunan, tidak bisa ditentukan bahwa yang salah adalah dari pihak SPPG-nya, bisa saja gara-gara si anak yang makan MBG sambil makan seblak.”
Meski isu keracunan MBG terus menjadi sorotan publik, pesantren Shuffah Al Jama’ah tetap menunjukkan sikap optimis dan bijak. Dengan pengawasan yang ketat dan komunikasi aktif antar pihak, program MBG di Rajapolah tetap berjalan dengan lancar dan membawa manfaat nyata bagi para santri. (Ipan Ripandi)
