Gedung Pesantren di Sidoarjo Runtuh, Korban Capai Puluhan


BASHIRAHNEWS.COM, BOGOR
– Sebuah bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, runtuh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, tepat setelah salat Ashar berjamaah. 

Dugaan awal pihak pengelola menyebut penyebab insiden tersebut terjadi karena struktur  bangunan di lantai tiga tidak mampu menahan beban pasca pengecoran. 

Bangunan tersebut direncanakan memiliki tiga lantai, dengan lantai pertama sebagai musala, sementara lantai dua dan tiga untuk balai pertemuan serta ruang kegiatan. Renovasi gedung telah berlangsung beberapa bulan sebelumnya. 

Proses evakuasi berlangsung cepat hingga senin malam melibatkan Tim Search and Rescue (SAR) gabungan, relawan, dan warga setempat. Dua unit ekskavator serta lebih dari 15 ambulans dikerahkan ke lokasi untuk membantu pencarian dan penanganan korban. 

Dari keterangan ketua RT 7 RW 3 Desa Buduran, Munit, menyatakan pada saat kejadian terdapat santri dan jamaah yang sedang berada di dalam mushala yang tengah dibangun.

Selain itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Subroto, mengonfirmasi insiden tersebut dan menyebut pihaknya langsung menuju lokasi bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan Kadis PUCK. 

Berdasarkan data terbaru pada senin tengah malam, 38 korban luka dirawat di RSUD R. T Notopuro Sidoarjo, lalu empat di RS Delta Surya, dan 45 korban lainnya dievakuasi ke RS Siti Hajar, dengan satu diantaranya meninggal dunia. 

Salah satu korban yang dirawat di RS Notopuro, bernama Nur Ahmad, harus menjalani aputasi karena lengan kirinya hancur tertimpa reruntuhan bangunan. 

"Di sini (RSUD R. T Notopuro) 27 rawat jalan, lima pasien ini sedang opname, dua oprasi, satu observasi sederajat otak ringan. Kemudian dua pasien tadi dengan patah tulang ini pulang. Kemudian dua pasien observasi. Lalu masuk satu pasien baru kita putuskan aputasi lengan kiri," terang dr Atok Irawan, Direktur Utama RSUD R. T Notopuro Sidoarjo. 

Mengenai insiden runtuh nya gedung Ponpes Al Khozini tersebut, Khofifah Indra Parawansa, Gubernur Jawa Timur, memastikan biaya pengobatan korban sepenuhnya akan ditanggung Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

"Oleh karena itu untuk pasien, dan wali santri, saya ingin menyampaikan bahwa pelayanan non RSUD akan di-cover oleh Pemprov. Ini yang tadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Prof Erwin sudah berkomunikasi dengan rumah sakit, " ucapnya kepada awak media ketika meninjau Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, pada Selasa (30/9) dini hari WIB. 

Pemerintah daerah saat ini melakukan asesmen kerusakan dan memastikan keamanan penghuni pesantren, sekaligus mengevaluasi kemungkinan dampak pada bangunan lain. BPBD juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang serta berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. (Wali Al Jabar

Sumber : Kompastv (29/9), Suarasurabaya.net (30/9) dini hari. 

Lebih baru Lebih lama