![]() |
| Ilustrasi sosial Media (Freepik) |
BASHIRAHNEWS.COM, BOGOR – Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, menyoroti banyaknya penggunaan akun media sosial palsu (fake account) atau ganda di media sosial yang kerap dipakai untuk menggiring opini, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga perundungan di ruang digital.
Ia menilai, pembatasan penggunaan akun ganda perlu segera dipertimbangkan agar ekosistem digital tetap sehat dan bertanggung jawab.
“Sejak Juli lalu saya sudah sampaikan pentingnya pembatasan double account. Faktanya, banyak akun-akun ganda digunakan untuk provokasi, penyebaran kebohongan, bahkan penghasutan,” ujar Oleh, Selasa (16/9).
Menurutnya, pemerintah dapat mencontoh negara lain, seperti Tiongkok, yang menerapkan prinsip satu orang satu akun.
“Mereka tetap maju dan nyaman menggunakan media sosial meski ada pembatasan,” tambahnya.
Oleh juga menyoroti peran Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang dinilai belum tegas dalam menindak konten merugikan masyarakat, seperti judi online dan hoaks.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi XII DPR, Bambang Haryadi, juga mengusulkan penerapan single account agar setiap warga negara hanya memiliki satu akun di tiap platform media sosial.
“Ke depan perlu single account terintegrasi. Seperti di Swiss, satu warga negara hanya punya satu nomor telepon yang terhubung dengan layanan pemerintah, bantuan sosial, hingga media sosial,” kata Bambang di kompleks parlemen, Kamis (12/9).
Meski demikian, usulan pembatasan akun ganda ini dinilai perlu dikaji lebih dalam. Di satu sisi, kebijakan tersebut dapat memperkuat tanggung jawab pengguna di ruang digital.
Namun di sisi lain, penerapan yang terlalu ketat bisa memunculkan persoalan baru, seperti keterbatasan kebebasan berekspresi serta tantangan teknis dalam verifikasi identitas.(RB)
Sumber : INews, CNN Indonesia, detikNews (16/09)
