Rapat Dewan Keamanan PBB Bahas Gencatan Senjata di Jalur Gaza (Foto: AP Photo/Craig Ruttle)
BASHIRAHNEWS.COM, BOGOR – Aqsa Working Group (AWG) mengecam keras langkah Amerika Serikat (AS) yang kembali menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai gencatan senjata permanen dan tanpa syarat di Gaza.
Dilansir dari Reuters (19/09), sejak Oktober 2023 Amerika Serikat terhitung elah enam kali menggunakan hak vetonya atas resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata atau akses bantuan kemanusiaan di Gaza.
Dalam pernyataannya, AWG menilai keputusan tersebut semakin mempertegas posisi AS sebagai sekutu utama Zionis Israel dalam melanggengkan penjajahan, pembantaian, dan genosida terhadap rakyat Palestina.
Bahkan, rezim Trump juga disebut menolak visa delegasi Palestina untuk menghadiri Sidang Tahunan PBB di New York.
“Keputusan memalukan ini sekali lagi menunjukkan bahwa AS bukanlah penjaga perdamaian dunia, melainkan sekutu utama penjajah Zionis Israel. Veto ini bukan hanya sikap politik, melainkan tanda tangan darah AS atas setiap nyawa yang dibunuh Zionis Israel di Gaza,” demikian dalam pernyataan resmi AWG, Bekasi (21/09).
AWG menegaskan bahwa rakyat Gaza telah hampir dua tahun hidup dalam kondisi kelaparan, kehancuran, dan kematian massal akibat agresi brutal Zionis Israel.
Namun, AS justru menutup mata dan telinga, sekaligus menghalangi suara mayoritas dunia yang menuntut dihentikannya pertumpahan darah.
Sebagai respons atas hal ini, AWG menyampaikan sikap resmi, yaitu :
-
Mengutuk keras tindakan Amerika Serikat yang secara terang-terangan berdiri di belakang rezim penjajah Zionis Israel dan menolak seruan kemanusiaan dunia. Kebijakan AS terhadap entitas Zionis Israel itu membuktikan bahwa sejatinya pemerintah AS adalah bagian dari imperialis zionisme itu sendiri;
-
Mendesak negara-negara anggota PBB untuk tidak tunduk pada kebijakan AS dan segera mengambil langkah nyata melampaui kebuntuan veto, guna menghentikan genosida di Gaza. Demi perdamaian dunia;
-
Menuntut dilakukannya reformasi mendasar terhadap komposisi anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan penghapusan hak veto yang sudah tidak relevan dan justru menjadi penghalang keadilan serta penyelamatan nyawa di tengah krisis kemanusiaan Palestina;
-
Meyakini bahwa veto AS hanya akan memperkuat tekad perlawanan rakyat Palestina dan membangkitkan gelombang dukungan global bagi kemerdekaan Palestina;
-
Menuntut dengan tegas agar negara-negara OKI dan Liga Arab memberikan respon solutif, nyata, dan segera untuk menghentikan genosida di Gaza, bukan sekadar menjadi penonton di tengah penderitaan rakyat Palestina;
-
Menegaskan bahwa perjuangan rakyat Palestina adalah perjuangan seluruh umat manusia melawan penjajahan dan kezaliman.
“Palestina tidak sendiri! Dunia yang beradab berdiri bersama Palestina, menolak kezaliman, dan akan terus melawan segala bentuk penjajahan,” tegas AWG dalam penutup pernyataan sikapnya,yang ditandatangani oleh Ketua Presidium AWG, Muhammad Anshorullah, di Bekasi pada 21 September 2025.
Selama hak veto masih digunakan untuk melindungi kepentingan negara besar dan menutup mata terhadap penderitaan rakyat tertindas, perdamaian dunia akan sulit tercapai.
Reformasi DK PBB diyakini menjadi langkah penting agar suara kemanusiaan benar-benar memiliki kekuatan yang setara di panggung internasional. (Redaktur Bashirah)