![]() |
| Annisa Theresia menyampaikan pandangan dalam wawancara bersama Bashirah Media saat Aksi Bela Palestina didepan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta (foto : Syahus Sidieq) |
BASHIRAH NEWS. COM, JAKARTA – Annisa Theresia Ebenna Ezeria Pardede atau Tere, seorang mualaf, penyanyi, sekaligus influencer, hadir dalam Aksi Jumat Rutin Bela Palestina bertema "Berjamaah Lindungi Sumud Flotilla, Dobrak Blokade Gaza, Demi Al-Aqsha dan Palestina" yang diselenggarakan Aqsho Working Group (AWG) di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, pada Jumat (12/9).
Dalam orasinya, Tere menegaskan pentingnya refleksi diri terkait kontribusi umat terhadap perjuangan Palestina. Ia menekankan bahwa umat Islam tidak hanya dituntut berbicara tentang donasi, tetapi juga menyiapkan generasi pembebas Baitul Maqdis.
“Apa yang sudah kita persembahkan untuk Allah, sementara rakyat Gaza telah mengorbankan darah, keluarga, dan kehidupannya demi membela umat Islam,” ujarnya, Jumat (12/9).
Menurut Tere, apa yang terjadi di Palestina bukan sekadar konflik, tetapi penjajahan dan genosida. “Sudah lebih dari 500 ribu orang meninggal, dan jika kita masih abai, bagaimana pertanggungjawaban kita di akhirat?” tegasnya.
Ia menambahkan, Masjidil Aqsha sebagai titik utama Baitul Maqdis memiliki kedudukan yang sangat istimewa. “Kita harus istiqamah, bukan hanya berteriak, tetapi membebaskan akal pikiran untuk menunaikan janji Allah,” lanjutnya.
Dalam wawancara bersama Bashirah Media, Tere menilai AWG istiqamah membela Palestina melalui advokasi, donasi, dan edukasi umat. Menurutnya, perjuangan ini merupakan bagian dari tugas besar dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang harus terus dijalankan.
Sejalan dengan hal tersebut, Presidium AWG Muhammad Anshorullah menyerukan agar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah mendukung gerakan Global Sumud Flotilla untuk Palestina. Ia menegaskan bahwa solidaritas umat harus diwujudkan dalam langkah nyata, bukan sekadar seruan.
Melalui aksi tersebut, diharapkan umat manusia khususnya umat muslim dapat memahami bahwa perjuangan Palestina bukan hanya untuk negaranya, tetapi juga untuk peradaban Islam.
Perjuangan ini menjadi ujian sejarah, apakah umat memilih berdiam diri atau mengambil peran sebagai pembela keadilan.
(Faishal Hidayaturrohman/RB)
