Tadabbur Surat Al-Asr

Foto: Nusantara.com

Oleh Muhammad Ridwan| Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STAI Al- Fatah

Al Qur’an sebagai kitab suci Umat Islam, mengandung banyak pelajaran yang dapat dipetik. Dan kali ini kita akan mentadaburi surat Al-Asr, surat yang sangat pendek namun memiliki kandungan ilmu yang sangat dalam da luas bahkan Imam syafii berkata, “Seandainya Allah tidak menurunkan HUJJAH kepada hamba-Nya kecuali surat al-'Ashr saja, tentu ini sudah mencukupi."

Perkataan ini menjelaskan betapa padatnya makna yang terkandung , mencakup Hikmah yang tiada habisnya. Allah memulai surat ini dengan Sumpah. Jika Allah memulai dengan sumpah maka sesuatu itu sangat penting bagi Manusia. banyak waktu yang Allah jadikan sebagai sumpah, seperti ‘Demi malam, Demi waktu dhuha, dan lain-lain. Dan dalam surat ini Allah bersumpah atas nama waktu secara umum. 

Apabila kita cermati makna setiap kata dalam surat ini, maka kita akan menemukan pelajaran yang banyak sekali diantaranya, adalah kalimat Al Insan dalam ayat ke dua itu bermakna, jika Al-Qur’an menyebutkan kata Al-Insan biasanya konotasinya selalu negatif, makna al isnan itu setiap manusia pasti akan merugi tanpa melihat usia, gender, latar belakang ekonomi, suku bangsa, dan segala macam predikat yang melekat pada manusia.

Di ayat ini juga Allah menggunakan dua kalimat penegasan. Inna artinya sesungguhnya. Dan yang ke dua kata La yang berarti benar-benar berada. Dan kata husrin ini kalimat nakiroh atau umum, maknanya adalah manusia berada dalam segala bentuk kerugian, dari segi waktu, ekonomi, tenaga, fikiran dan lain-lain. itulah kehidupan manusia.

Pada hakekatnya, keberadaan kita dimuka bumi ini sesungguhnya dalam posisi yang merugikan. Seharusnya kita hidup di surga, tetapi karena perilaku Nenek moyang kita yaitu Nabi Adam yang dikelabui oleh Iblis, maka kita sekarang hidup didunia yang Allah mensifati kehidupan dunia ini dengan ‘tempatnya ujian’. 

Rasulullah bersabda “dunia adalah penjara”, dan kita tau tidak ada orang yang ingin hidup dipenjara?, karena Tidak bebas dan terkekang, maka posisi kita sebenarnya  tidak menguntungkan. Tapi tentu ada pengecualian, siapakah mereka yang tidak merugi,? dan jika pengecualian maka tentu sedikit jumlahnya. Mereka yang tidak rugi adalah orang yang beriman dan beramal soleh, yang sudah terpatri menjadi  keyakinan di dalam hati. 

Iman adalah pondasi dasar kita, maka kalau iman kita baik, maka bangunan diatasanya pasti juga akan baik, dan begitu juga sebaliknya. Akan tetapi, memperbaiki keimanan tentu ada syaratnya. Keimanan yang benar yang melahirkan bangunan amal yang kuat dan kekal. Syarat pertama adalah kita harus berilmu, Allah berfirman yang artinya, "Maka berilmulah kamu, bahwa tiada tuhan selain Allah" karena itu dalam membangun iman harus dengan ilmu, maka menuntut menjadi wajib bagi seorang muslim." Syarat kedua agar kita tidak menjadi orang yang merugi adalah keimanan kita harus diwujudkan dalam bentuk amal karena itu sebagai bagian dari taat pada Allah. Amal soleh yang tidak dibentuk dalam keimanan, maka itu juga sia-sia.

Adapun makna Ayat “Dan saling menasehati dalam kebenaran dan sabar”. Ini mengandung arti wajibnya kita berjamaah karena beriman dan beramal, jika tidak berjamaah, itu akan sulit untuk istiqomah. Maka, kehidupan berjamaah itu penting dalam beriman dan beramal soleh dan akan lebih memudahkan kita dalam Istiqomah.

Dalam ayat lain, Allah berfirman “Wa’tasimu bihablillah jamian... kata Jamian itu sebenarnya memudahkan kita istiqomah dalam beramal. Memang dalam hidup berjamaah bukan berarti tidak ada masalah atau tantanganya. Dijaman Rasul pun membangun ukhuwah islamiyah dirasakan berat , perselisihan antara Muadz dan Abu Hurairoh, antara Umar dan Abu Bakar. Bahkan, diantara istri-istri Rasul pun ada masalah. Tapi percayalah masalah apapun selalu lebih baik jika kita melaluinya dengan berjamaah. 

Ayat Terakhir bermakna agar kita bersabar. Maka kesabaran adalah kunci menyelesaikan masalah dalam ukhuwah kita. Inilah sedikit hikmah dari surat Al-Asr. Semoga Allah membantu kita mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.[]

Lebih baru Lebih lama