Senyuman Palsu

Foto: penulis

Oleh: Fauziah Azzahra | Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STAI Al Fatah Cileungsi, Bogor

PASTI setiap orang pernah berada di situasi yang paling buruk di dalam hidupnya. Terlalu banyak persoalan hidup yang sangat rumit, sehingga kebanyakan orang mengalami depresi bahkan sampai bunuh diri.

Biasanya, mereka menyembunyikan segala permasalahan yang dialaminya dengan tetap menunjukkan simpul senyumnya seolah-olah semuanya baik-baik saja. 

Dan setiap kali di Landa kecemasan, mereka selalu bersikap untuk tetap terlihat bahagia.

Senyuman ini juga bisa membuat orang tertipu oleh topeng yang berisi sesimpul senyum yang mereka gunakan. Dan bisa juga luka yang terlalu dalam sering kali tidak terlihat oleh kasat mata, karena orang-orang yang berhati besar akan menutupinya dengan senyuman di wajahnya.

Orang yang selalu menutupi kesedihannya dengan senyuman biasanya mereka ketika di tempat yang tenang atau sepi dan sendiri mereka akan menangis dan berteriak sekencang-kencangnya, karena dengan cara itulah mereka melampiaskan beban yang mereka pendam di bandingkan melampiaskannya ke orang lain.

Kebanyakan orang yang seperti ini lebih baik memendam masalahnya sendiri dibandingkan menceritakan masalahnya ke orang yang dekat. Karena, menurut mereka menceritakan masalahnya itu takut membebani orang yang mereka ajak cerita, bahkan takut  masalahnya tersebut di ceritakan lagi ke orang lain. Dan juga orang yang menghadapi masalah ini biasanya lebih bisa menghibur orang lain dan memberi motivasi, dibandingkan menghibur diri sendiri.

Semua itu bisa dikatakan sebagai naluri manusia yang karena jenuh menghadapi masalah dan batin pun ikut merasakan lelah. Nabi Muhammad Saw, pernah memberikan petunjuk dengan sabda beliau:

“ janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta.” (Sunan Abi Dawud).

Terkadang, seseorang yang terluka namun memilih untuk tetap tersenyum bukan untuk menipu orang lain. Melainkan mereka sedang menguatkan hatinya untuk tetap tegar dan kuat meskipun hatinya terluka. Dan ada juga orang yang selalu tersenyum agar ia bisa membahagiakan orang lain lewat senyumannya.[]

Yuharriska

Jurnalis Bashirah Media

Lebih baru Lebih lama