Belajar Dari Lebah

Foto: penulis


Oleh : M Ridwan Thalib | Mahasiswa Prodi KPI STAI Al Fatah, Cileungsi, Bogor

TEMAN saya yang pernah belajar di Sudan bercerita tentang pengalamannya ketika dia dan mahasiswa lainnya sedang menunggu dosen pengajar. Saat Professor tiba di depan kelas, sontak terdengar teriakan "Professor Jaa...Professor Jaa" yang artinya Professor sudah datang.

Semua mahasiswa berlarian berlomba masuk ke dalam kelas dengan segera. Tetapi tidak dengan teman saya asal Indonesia ini. Karena adat ketimuran dia tidak berani mendahului dosen dan hanya berjalan di belakangnya. Apa yang terjadi? Ketika sang Profesor masuk satu langkah ke dalam kelas, ia langsung membalikkan badan menghalangi teman saya yang ingin masuk kelas dan berkata, “Anta mutaakhkhir ya bunayya," yang artinya "Kamu terlambat anak ku," Hanya satu langkah dan mungkin hanya satu detik terlambat.

Pengalaman teman saya, mahasiswa Indonesia di Sudan tersebut mengingatkan kita pada binatang lebah penghasil madu. Bagi lebah tidak ada toleransi dan kata terlambat. Mereka sangat bergantung pada matahari saat mencari makan, sehingga lebah akan berangkat ketika matahari terbit dan pulang saat matahari terbenam.

Tepat waktu adalah cara lebah untuk mendapatkan hasil optimal. Terlambat terbang, berarti tidak mendapatkan makanan berkualitas penghasil madu. Begitu juga bagi pelajar atau mahasiswa. Disiplin atau tepat waktu akan memberikan hasil optimal karena dengan tepat waktu pelajar menggunakan waktunya dengan efektif.

Selain itu dengan tepat waktu, Anda tidak akan stres karena ketinggalan tugas atau pelajaran. Ketepatan waktu adalah etika profesional umum yang tak jarang dilanggar oleh semua orang. Banyak teori tentang kunci sukses yang dikemukakan para ahli dan hampir semua mengatakan bahwa disiplin tepat waktu adalah kunci sukses.

Lihatlah Jepang, negeri yang hancur luluh lantak karena bom atom di Hirosima dan Nagasaki, kemudian mampu bangkit menjadi negara maju seperti sekarang. Itu tidak lain karena mereka menerapkan disiplin waktu sebagai budaya bangsa.

Umat Islam seharusnya menjadi manusia yang paling disiplin. Sebab Allah SWT mendidik seorang muslim dalam sehari dengan lima kali shalat. Shalat itu sendiri merupakan perintah yang waktunya sudah ditetapkan, “kitaban mauquta” - kewajiban yang ditentukan waktunya.

Tidak sah shalat Shubuh seorang muslim apabila dilaksanakan setelah terbit matahari. Selain itu, Puasa di bulan Ramadhan juga mengajarkan kita disiplin, anda tidak boleh sahur setelah azan Shubuh atau berbuka sebelum azan Maghrib berkumandang.

Semua itu seharusnya menjadikan umat Islam orang yang paling disiplin. Jangan bermimpi akan memimpin dunia kalau masuk kantor saja masih terlambat.

Pelajaran lain yang bisa kita petik dari lebah adalah, bahwa lebah hanya memakan hal-hal yang baik saja dan mengeluarkan yang baik (madu). Lebah selalu dan hanya akan mengambil makanan dari bunga yang segar, bersih, dan baik. Kita sebagai manusia, di saat ingin mencari pekerjaan, memulai suatu usaha ataupun yang lainnya, juga ketika memilih makanan yang akan kita makan, carilah dari hal yang baik-baik saja. Carilah yang terbaik. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 168;

”…makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi…” (Q.S. Al-Baqoroh [2] : 168)

Lebah juga merupakan hewan pengejar prestasi yang tinggi (high achiever). Ini harusnya menjadi sikap seorang mukmin. Mereka tidak merasa cukup dengan sesuatu yang ordinary (biasa-biasa saja). Seorang mukmin haruslah selalu berusaha untuk memperoleh yang terbaik.

Selain itu lebah tidak akan mengambil sesuatu dari bunga tanpa memberikan manfaat kepadanya. Berikanlah sesuatu pada orang lain agar mereka mempunyai kehidupan yang lebih baik, jangan ambil yang merugikan atau membahayakan orang lain. Fokuslah bagaimana kita bisa bermanfaat bagi mereka. Rasul bersabda :”Sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

Allah juga berfirman didalam surah An-Nahl ayat 68-69, yang menceritakan mengenai lebah ;

``Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, "Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.`` (Q.S. An Nahl [16] : 68-69)

Subhanallah… banyak sekali ibroh yang dapat kita petik dari lebah, makhluk yang relatif cukup kecil ini. Semoga Allah memberi kemudahan pada kita untuk bisa belajar dan berusaha menjadi lebih baik.[]


Lebih baru Lebih lama