Cerdas Karena Tertindas



Foto Penulis

Oleh Kosmi Arfan | Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAI Al Fatah Cileungsi

Morgan Scott Peck, seorang psikiater, penulis buku best seller, The Road Less Traveled (1978). Dia mengawali tulisannya dengan kalimat "life is difficult (hidup itu susah)", karena hidup penuh dengan berbagai persoalan, dan hidup adalah ladang pertempuran. Biasanya kita menghadapinya dengan dua hal, yaitu merenung berduka cita sambil mengeluh berputus asa atau tampil dengan gagah untuk memecahkan persoalan tersebut.

Disiplin adalah senjata paling ampuh untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan. Salah satu disiplin yang harus ditegakkan adalah "KEMAMPUAN MENUNDA KENIKMATAN" atau seperti peribahasa "Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian". Ini semua adalah tekhnik menghadapi penderitaan sebagai tantangan dan tidak mengeluh dalam duka, tetapi kita harus kuat menderita, menikmati proses kehidupan.

Persoalan tidak akan pernah selesai apabila kita menjauh darinya, "Jer Besuki mbowo beo" kata peribahasa jawa. Jadi dengan merasakan kesusahan dan penderitaan hidup menjadi terasa lebih bermakna. Dengan keberanian untuk menderita, kita akan mampu menghadapi persoalan dunia yang penuh misteri ini.

Orang sukses adalah mereka yang berani  menderita dan menghadapi masalah dalam hidup mereka ini disebut genuine suffering. Sedangkan para pecundang adalah mereka yang menghindari masalah dan rasa sakit untuk menderita, mereka di sebut neurotic suffering. Suatu hari nanti, mereka yang menghindari permasalahan akan merasakan sakit atau bahkan menjadi korban penderitaan.

"Kecenderungan untuk lari dari masalah dan penderitaan adalah dasar utama yang menyebabkan mental manusia menjadi sakit"

Agar terhindar dari neurotic suffering, kita harus bekerja keras dan tidak pernah takut untuk memasuki dunia genuine suffering. Ini merupakan syarat mutlak bila ingin mencapai dan mewujudkan impian-impian kita yang luhur.

Apa yang ditulis oleh Scott Peck menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang tangguh, optimis, dan berpikir realistis. Alih-alih menghindari persoalan, kita harus berani terjun dan menekuni persoalan tersebut, kemudian berenang dalam lautan penderitaan untuk mencari jawaban. Orang bijak berkata "Orang-orang yang sukses adalah mereka yang berpikir positif memandang derita, bahkan merasa mendapat kehormatan ketika ia berbuat dan tampil sebagai problem solver".

Dalam Islam kunci lain dari karakter orang berprestasi adalah mereka yang melihat dirinya dengan penuh harapan. Ia memiliki harga diri, dan karenanya setiap penderitaan ia jadikan sebuah tantangan. Penderitaan adalah jalan emas untuk meraih cita-cita.

Kita harus mampu memberikan makna "sabar" bukan sebagai sebuah kata pasif atau kata penghibur, tempat persembunyian dari kehidupan yang penuh tantangan.

Sabar tidak cukup ditafsirkan sebagai keadaan (kata benda atau kata sifat), tetapi makna terkandung di dalamnya adalah "kata kerja" yang melahirkan ketangguhan dan motivasi yang sangat kuat untuk terus mengoptimalkan kemampuan. Kualitas sabar adalah kunci untuk terus bergulat mengsiasati setiap tantangan.

Allah SWT berfirman :

ياايها الذين امنوااستعينوا بالصبر و ااصلوة انالله مع الصابرين
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat,sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar " ( QS Al Baqarah 153).

Ayat ini mengandung tiga hal yang sangat prinsip untuk meraih kesuksesan :

Pertama, seruan ini ditujukan kepada mereka yang memiliki keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatunya dari dan untuk Allah. Keyakinan ini memberikan energi yang luar biasa untuk tetap "survive", karena adanya cita-cita yang luhur untuk menjadikan dirinya sebagai hamba kekasihNya.

Kedua, perintah bersabar ditempatkan lebih dahulu sebelum perintah Shalat, artinya seseorang yang ingin meraih prestasi harus tangguh untuk meraih cita-cita. Tidak ada kata menyerah atau putus asa, tidak ada rumus terlambat dalam hidupnya, sehingga dalam fase "sabar" tersebut ia punya waktu untuk berpikir secara holistik, melakukan perencanaan dan evaluasi atas tindakannya, memikirkan hubungannya dengan kekinian dan membayangkan apa yang akan ia raih di masa depan.

Allah berfirman yang artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)" (QS Al Hasyr 18).

Sabar dalam pengertian yang luas jangan hanya memberikan kesan "ketabahan yang bersifat statis", tetapi harus pula ditafsirkan sebagai energi batin yang sangat kuat untuk terus menapaki cita-cita. Di dalam kata sabar terkandung unsur 3C yaitu ; confidence, consistence, continous.

Orang yang sabar itu merasa percaya diri, mereka tidak merasa gentar atau takut apalagi sedih berkeluh kesah. Ia merasa percaya diri karena Allah senantiasa bersamanya kemanapun ia menghadap hanya wajah Allah yang ia lihat QS. Al Baqarah : 115.

Kepercayaan dirinya mendorong untuk istiqomah, tidak bergeser sedikitpun dari cita-cita semula walaupun ia disogok dengan matahari di tangan kanan dan rembulan di tangan kiri. Tidak! Matahari dan bulan terlalu kecil dibandingkan dengan Allah Sang Pencipta.

Sikap konsisten ini melahirkan daya juang untuk terus-menerus, tidak ada alasan untuk menunda pencapaian prestasi, inilah sikap "khaira ummah" dan dengan penghiburan seperti inilah seharusnya menjadi daya dorong yang kuat sehingga kebanggaan menjadi umat pilihan adalah umat Islam.

Ketiga, perintah untuk shalat, yaitu bukan hanya ritual tapi menangkap gerak hidup yang dinamis yang dilambangkan dengan berdiri, ruku', dan sujud. Maka tampaklah bahwa Allah hanya akan menolong orang yang sabar dan tetap shalat, tangguh dan tetap bergerak.

Peribahasa lama yang mulai pudar menyebutkan "berjalan sampai kebatas, berenang sampai kepulau". Di dalam peribahasa ini sesungguhnya terkandung gerak, ketangguhan, dan kesabaran. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Karenanya kita harus memandang hidup ini secara menyeluruh (holistik) , tidak cukup hanya dengan berbuat, karena perbuatan tanpa konsep atau tanpa kesabaran dan pemikiran yang jernih dapat mengundang anarkisme dan menghalalkan segala cara.

Dalam menyikapi kehidupan, konsep paling awal adalah adanya keyakinan yang kuat. Keyakinan atau iman yang dibalut dengan ilmu dan diwujudkan dengan amal Sholeh.

Ada kata-kata bijak yang selalu ku ingat, yaitu :
"LAMBAT... TERTINGGAL, MALAS... TERTINDAS, DIAM... BERARTI MATI". Wallahu a'lam bishawwab.[]

Lebih baru Lebih lama