Foto: BMKG |
Dikutip dari Merdeka. com, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan nilai anomali iklim global di Samudera Pasifik telah melewati ambang batas La Nina yakni mencapai -0.61°C. Ambang batas kategori La Nina hanya -0.5°C.
"Saya ulangi sebesar -0.61°C pada dasarian ke satu bulan Oktober 2021, artinya pada 10 hari pertama di bulan Oktober 2021," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (18/10).
Dwikorita memprediksi La Nina kali ini terjadi hingga Februari 2022. La Nina diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang seperti tahun 2020.
"Namun, tentunya berbagai perkembangan terus kami monitor dan akan segera kami informasikan," lanjutnya.
Dwikorita mengingatkan langkah kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap La Nina perlu dipersiapkan sejak dini. Hal ini untuk mengantisipasi banyaknya korban dampak bencana hidrometeorologi akibat La Nina.
"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, sekali lagi maka kami meminta untuk seluruh pihak perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjut dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi," pesannya. []