Mencintai Nabi



Oleh Ahmad Soleh S.Pd.I, M.A | Ketua STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor

Mencintai Nabi Muhammad SAW. tidak cukup dinyatakan dengan lisan. Konsekuensi mencintainya mengaharuskan pertama, menaati semua yang beliau perintahkan. Allah 'Azza wa Jalla berkalam, “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya jika kalian benar-benar orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Anfal [8]: 1).

Bukhari Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Semua ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan", ditanyakan kepadanya: “siapakah yang enggan itu wahai utusan Allah?” Rasulullah menjawab: “siapa yang ta’at kepadaku maka dia masuk surga, siapa yang maksiat kepadaku, maka sesungguhnya dialah yang enggan”.

Kedua, membenarkan semua yang ia kabarkan. Sesungguhnya apa yang ia bawa semuanya adalah kebenaran, merupakan wahyu dari Allah Azza wa Jalla. Al-Qur’an menyatakan, “Dan dia tidak berbicara dari hawa nafsunya, kecuali itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya”.(QS. An-Najm [53] : 3-4).

Para ulama telah bersepakat bahwa seluruh rasul ma’shum, terjaga dari dosa-dosa besar termasuk di dalamnya berkata dusta. Karenanya semua yang Nabi kabarkan berupa kejadian masa lampau pada umat-umat terdahulu atau tanda-tanda hari kiamat serta keadaan di alam akhirat, semuanya wajib kita imani.

Ketiga, menjauhi semua yang ia larang. Allah Ta’ala menegaskan, “Dan apa yang Rasul datangkan kepada kalian maka ambillah dan apa yang dilarang kepada kalian darinya maka jauhilah dan bertaqwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya”. (QS. Al-Hasyr [59] : 7). Juga ditegaskan dalam hadis Abu Hurairah riwayat Al-Bukhari dan Muslim, “Dan jika aku melarang dari kalian dari sesuatu maka jauhilah, dan jika aku perintahkan kalian dari sesuatu maka lakukanlah sesuai kemampuan kalian”.

Keempat, menyembah Allah 'Azza wa Jalla dengan apa yang beliau syari’atkan. Karena Allah SWT. telah menciptakan dan memberikan rezeki kepada kita, lalu mengutus seorang rasul untuk menerangkan bagaimana setiap hamba menyembah Penciptanya. Al-Qur'an surah Al-Mulk ayat 2 menyatakan, “Dialah (allah) Yang telah menciptakan kematian dan kehidupan agar Dia menguji siapa di antara kalian yang paling baik amalnya.” Fudhail bin Iyadh menafsirkan bahwa kata ahsanu 'amala bermakna amalan yang ikhlas dan sesuai dengan sunnah Nabi. 

Itulah empat tuntutan mencintai Nabi sehingga seseorang yang memenuhinya akan bersama Nabi dalam surga, sebagaimna hadis Anas menegaskan, “Ketika kami dan Rasulullah SAW. keluar mesjid, tiba-tiba seseorang menemui kami di dekat pintu masjid, lalu bertanya, ‘Wahai utusan Allah, kapan kiamat itu (akan tiba)?’ Rasulullah SAW. kemudian balik bertanya, ‘Apa yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?’ Anas berkata, ‘Orang tersebut menunduk dan berkata, ’Ya Rasulullah, aku tidak pernah menyiapkan dalam bentuk shalat, puasa dan sedekah yang banyak, namun aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah SAW. bersabda, ‘Engkau akan bersama-sama dengan orang yang engkau cintai.” (Bukhari Muslim).

Wallahu A’lam.[]

Yuharriska

Jurnalis Bashirah Media

Lebih baru Lebih lama