Kita Pernah Bersalah

 

Foto : Tian Erika Restiana 

Oleh Tian Erika Restiana | Mahasiswa STAI Al Fatah, Cileungsi, Bogor.

SEMUA orang pasti pernah melakukan kesalahan. Baik kesalahan tunggal yang dilakukan hanya oleh kita, maupun kesalahan yang melibatkan orang lain.


Sayangnya, kita biasanya lebih mudah memaafkan orang lain ketimbang memaafkan diri sendiri. Padahal memaafkan diri sendirinya sejatinya merupakan hal yang lebih penting dan lebih dahulu perlu dilakukan sebelum memaafkan orang lain.


Kita memiliki seluruh waktu yang dibutuhkan untuk kembali sembuh. Melanjutkan hidup setelah mengalami kekecewaan tentu tak bisa dicapai dalam semalam. Move on memang tak semudah membalik telapak tangan. 


Dibutuhkan langkah-langkah kecil yang terus menerus dilakukan untuk bisa mengatasi dan mengobati semua perasaan kecewa dan penyesalan yang tentu tak bisa hilang dalam sehari.


Jangan biarkan sebuah pengalaman buruk membuat kita merasa seluruh hidup kita seburuk itu. Jangan karena rasa sakit yang kita alami hari ini membuat kita mengira esok akan ada rasa sakit yang sama. Yakini bahwa hal-hal terbaik seringkali terjadi saat kita tak lagi mengharapkannya.


BACA JUGA : Shalatlah Meskipun Kita Bukan Orang Baik


Perjuangan hidup kita tidak boleh berhenti karena kesalahan di masa lalu, yang harus kita lakukan adalah BANGKIT. 


Bangkit dari kesalahan masa lalu yang mungkin tidak ingin kita ingat, bangkit dari kegagalan yang pernah kita perbuat, bangkit menjadi pribadi yang lebih mempunyai kualitas diri untuk menjalankan kewajiban seorang muslim, janganlah takut karena dosa kita di masa lalu Allah enggan mengampuni kita. 


Sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadis qudsi :

 “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi).


Menyadarkan kembali bahwa kita bukan manusia sempurna sehingga harus sering memperbaiki diri. Penyesalan yang terlambat hadir selalu sukses menjalankan perannya sebagai cambuk pengingat sekaligus pengendali. 


Sungguh, tak perlu lagi menyesali apa yang pernah terjadi. Yang sekarang perlu kita lakukan hanyalah memaafkan diri supaya bisa menghadapi dunia dengan lebih berani. 


Tak guna rasanya jika menengok kembali salah yang pernah diperbuat diri. Sekarang yang harus kita lakukan hanyalah berjuang hingga habis daya demi masa depan.


Kita punya waktu untuk memperbaiki diri sehingga bisa meminimalkan salah yang terjadi. 


Bersediakah kamu memaafkan kesalahan diri yang telah lalu dan berjanji untuk bangkit berjuang?


Semoga kita siap menapaki masa depan dengan hati lapang dan tidak ada beban penyesalab dari masa lalu yang turut terbawa. []

Lebih baru Lebih lama