Bunda Mulia itu Bernama Ibu

Foto : Fachri Firdaus 


Oleh Fachri Firdaus | Dosen STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor



MENULIS tentang ibu tidak akan cukup meski telah menjadi buku yang berjilid-jilid, saking banyaknya kemuliaan yang ada dalam diri ibu. Bisa dibayangkan pengorbanannya, mulai mengandung kita seorang anak hingga melahirkan. Semua kelelahan pagi, siang dan malam juga taruhan nyawa rela dikorbankan seorang ibu.


Saat hamil, ibu merasakan kelelahan yang begitu luar biasa. Begitu melahirkan nyawa dipertaruhkan, merawat dan menjaga anak agar tetap sehat jauh dari penyakit ibupun rela menahan ngantuknya di malam hari.


Kehadiran anak di dunia ini merupakan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari seorang ibu. Dalam Al-Qur'an Allah SWT mendeskripkan dalam surat Luqman ayat 14: 

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ 

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu".


Karena kebaikan, pengorbanan dan jasa ibu yang begitu besar, hingga Rasulullah saw membandingkan seorang ibu tiga kali lebih besar daripada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits :


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ


Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)


Islam sangat memperhatikan ibu, perhatian Islam terhadap ibu dapat dilihat dari 3 peristiwa yang pernah terjadi.


Yang pertama, peristiwa Bunda Maryam melahirkan Putranya tanpa seorang suami.


Peristiwa besar yang pernah terjadi dialami oleh Bunda Maryam seorang ibu yang mengandung dan melahirkan anak tanpa seorang suami. Nabi Isa as dilahirkan tanpa ayah, ini bukan aib tapi sungguh menunjukkan kebesaran Allah SWT. Namun sangat disayangkan ketika itu tuduhan keji dilontarkan kepada bunda Maryam.


Dalam Qur'an digambarkan dalam surat Maryam ayat 27-28:

فَاَتَتۡ بِهٖ قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهٗ‌ؕ قَالُوۡا يٰمَرۡيَمُ لَقَدۡ جِئۡتِ شَيۡـًٔـا فَرِيًّا‏

Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, "Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. 

 يٰۤـاُخۡتَ هٰرُوۡنَ مَا كَانَ اَ بُوۡكِ امۡرَاَ سَوۡءٍ وَّمَا كَانَتۡ اُمُّكِ بَغِيًّا‌

Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina."


Lalu, apa yang dilakukan Bunda Maryam? Ia (bunda Maryam) menunjukan Nabi Isa as yang saat itu masih bayi. Lalu Nabi Isa as atas mukjizat Allah SWT bisa berbicara walaupun masih bayi dan berkata yang digambarkan dalam surat Maryam ayat 30-32 :


قَالَ اِنِّىۡ عَبۡدُ اللّٰهِ ؕ اٰتٰٮنِىَ الۡكِتٰبَ وَجَعَلَنِىۡ نَبِيًّا

وَّجَعَلَنِىۡ مُبٰـرَكًا اَيۡنَ مَا كُنۡتُۖ وَاَوۡصٰنِىۡ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمۡتُ حَيًّا

وَّبَرًّۢابِوَالِدَتِىۡ وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِىۡ جَبَّارًا شَقِيًّا

Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

Peristiwa yang luar biasa tersebut yaitu Allah gerakkan lidah nabi Isa as untuk menggambarkan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku. Inilah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanan Kepada Allah SWT.


Yang kedua, peristiwa Bunda Hajar ketika menjaga putranya Nabi Ismail as di Padang tandus.

Nabi Ibrahim as diperintahkan Allah untuk meninggalkan Nabi Ismail as yang masih bayi bersama ibunya. Bunda Hajar di Mekah yang kondisi Mekah begitu tandus dan gersang.


Karena ini adalah perintah Allah yang datang kepada Nabi Ibrahim as. Bunda Hajar yg begitu mulia menerima perintah tersebut dengan berserah diri kepada Allah SWT.


Dalam suasana haus dan teriknya matahari, bunda Hajar berusaha mencari air untuk putranya Ismail, bolak balik 7 kali dari bukit Shafa ke Marwa. Alhamdulillah atas pertolongan Allah keluarlah air zamzam didekat kaki Nabi Ismail as. Peristiwa ini diabadikan Allah sebagai salah satu rukun dalam ibadah Haji yg disebut sa'i.


Perjuangan Ibu, wanita mulia yang bernama Siti Hajar atau Bunda Hajar selalu diingat dalam perjalanan ibadah haji dan umroh.


Yang ketiga, peristiwa ketika Bunda Yukabad Ibu Nabi Musa as mendapat Ilham dari Allah SWT.

Disaat raja Fir'aun merencanakan untuk membunuh seluruh anak laki-laki di negerinya, Bunda Yukabad khawatir dan sedih karena putranya yang telah dilahirkan dari rahimnya akan dibunuh.


Namun dengan kuasa Allah SWT, Allah memberikan Ilham kepada Bunda Nabi Musa as.

وَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰٓى اُمِّ مُوۡسٰٓى اَنۡ اَرۡضِعِيۡهِ‌ۚ فَاِذَا خِفۡتِ عَلَيۡهِ فَاَ لۡقِيۡهِ فِى الۡيَمِّ وَلَا تَخَافِىۡ وَلَا تَحۡزَنِىۡۚ اِنَّا رَآدُّوۡهُ اِلَيۡكِ وَجٰعِلُوۡهُ مِنَ الۡمُرۡسَلِيۡنَ‏

Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (QS. Al-Qasas : 7)


Singkat kisah ini nabi Musa kecil dihanyutkan ke sungai Nil, sampai beliau ditemukan oleh Bunda Asiyah istri Fir'aun, yg luar biasa atas pertolongan Allah nabi Musa kecil tidak mau disusui oleh siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi Nabi Musa kepangkuan bunda Yukabad untuk disusui atas permintaan istri Fir'aun.


Begitu besar pengorbanan ibu dan peranannya bagi seorang anak. Bahkan Allah hingga memberikan Ilham kepadanya.


Inilah 3 peristiwa besar di mana Islam memberikan perhatian besar kepada seorang ibu yang mulia kedudukannya, lebih berharga dari pada perhiasan berlian dan tingginya derajat ibu menjadikan kecintaan seorang anak tidak akan pernah selesai karena cinta ibu sungguh tidak bertepi kepada anaknya.


Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2020



HARGA BETON MURAH di Jabodetabek Klik di Sini

Lebih baru Lebih lama