Ejek Korban Bunuh Diri, Enam Mahasiswa Unud Dipecat

Universitas Udayana atau Unud. (Tangkap Layar Google Maps/Felix/2023)

BASHIRAHNEWS. COM, BOGOR
– Aksi tak pantas enam mahasiswa Universitas Udayana (Unud) yang mencemooh korban bunuh diri berinisial TAS   melalui percakapan grup media sosial  berujung fatal. Mereka resmi diberhentikan tidak dengan hormat dari seluruh jabatan organisasi kemahasiswaan.  

Keputusan tersebut disampaikan dalam pernyataan resmi Himapol FISIP Unud di akun Instagramnya, Sabtu (18/10/2025).

Empat di antara mahasiswa tersebut merupakan pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud.

 Mereka adalah Kepala Departemen Eksternal Maria Victoria Viyata Mayos, Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Wakil Kepala Departemen Minat dan Bakat Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, serta Wakil Kepala Departemen Eksternal Vito Simanungkalit.

Langkah serupa juga diambil Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud terhadap Putu Ryan Abel Perdana Tirta, mahasiswa angkatan 2023 yang menjabat sebagai Ketua Komisi II, yang merupakan satu dari enam mahasiswa yang terlibat. 

Tak hanya dari lingkungan FISIP, sanksi juga dijatuhkan kepada mahasiswa lintas fakultas. Leonardo Jonathan Handika Putra, mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) angkatan 2022 yang menjabat sebagai Wakil Ketua BEM FKP, turut diberhentikan tidak dengan hormat, dalam diunggah di akun Instagram @bemfkp_unud.

Sebelumnya tragedi mahasiswa semester VII Prodi Sosiologi berinisial TAS, mengguncang komunitas akademik Universitas Udayana. Ia meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP, pada Rabu (15/10/). 

Namun setelah peristiwa itu, bukannya duka, justru muncul ejekan dari sejumlah mahasiswa di grup percakapan kampus. Tangkapan layar yang beredar menunjukkan komentar-komentar yang menertawakan kematian korban, bahkan membandingkan fisiknya dengan figur publik di media sosial.

Aksi tersebut memicu gelombang kritik di dunia maya. Banyak warganet dan alumni menilai bahwa peristiwa ini menandakan kegagalan dunia pendidikan dalam menanamkan nilai empati, meski keberhasilan akademik sering diagung-agungkan.

Kasus ini kini menjadi titik balik bagi banyak organisasi mahasiswa di Bali untuk mengevaluasi diri. Di beberapa fakultas, diskusi tentang mental health awareness dan etika digital mulai digelar sebagai langkah preventif agar tragedi serupa tidak terulang. (Auranya Finlandia Putri


Lebih baru Lebih lama