Oleh Rijal Fauzi Amrullah| Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STAI Al- Fatah.
Firman Allah SWT:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ رَءُوْفٌۢ بِالْعِبَادِ
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Q.S. Al-Baqarah: 207)
Ayat di atas menjelaskan bahwa mencari ridha Allah berarti berjuang dan melakukan tindakan yang sesuai dengan ajaran agama demi memperoleh kasih sayang dan keridaan-Nya. Usaha mencari ridha Allah merupakan inti dari setiap amal kebaikan. Ia bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi menjadi ruh dalam setiap gerak hidup manusia.
Makna Ridha Allah
Secara bahasa, ridha berarti kerelaan, kesenangan, atau kepuasan hati. Dalam konteks ketuhanan, ridha Allah bermakna kerelaan dan penerimaan Allah terhadap hamba-Nya atas keimanan dan amal perbuatan yang dilakukan sesuai dengan syariat-Nya. Allah SWT berfirman:
"Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah (balasan) bagi orang yang takut kepada-Nya." (Q.S. Al-Bayyinah: 8)
Ayat ini menunjukkan bahwa keridaan Allah adalah puncak segala kenikmatan dan pencapaian yang diimpikan oleh setiap mukmin. Ridha Allah bukan hanya berarti ampunan, tetapi juga jaminan surga dan kedekatan dengan-Nya.
Cara Mencari Ridha Allah
1. Ikhlas dalam Setiap Amal
Ikhlas adalah kunci utama diterimanya amal. Tanpa keikhlasan, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Melaksanakan Ibadah dengan Taat
Ridha Allah dapat diraih dengan menjalankan semua kewajiban agama seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Menjauhi segala larangan-Nya juga merupakan bagian dari usaha memperoleh ridha-Nya. Allah SWT berfirman:
"Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim: 7)
3. Bersabar dalam Ujian
Salah satu tanda keimanan yang tulus adalah kesabaran saat menghadapi cobaan hidup. Ridha Allah seringkali tersembunyi di balik ujian yang terasa pahit. Allah SWT berfirman:
"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
4. Berbuat Baik kepada Sesama
Islam mendorong umatnya untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Menolong orang lain, memaafkan, dan menyebarkan kebaikan merupakan amalan yang sangat dicintai oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (H.R. Ahmad)
Dengan memperluas manfaat kepada sesama, seorang hamba tidak hanya mendapatkan ridha manusia, tetapi juga ridha Allah.
Dampak Ridha Allah
Ketenangan Hati
Orang yang hidup dalam ridha Allah akan merasakan ketenangan jiwa dan kedamaian yang hakiki. Ia tidak terguncang oleh pujian atau hinaan manusia karena yang dicari hanyalah penilaian Allah.
Kemudahan dalam Urusan Dunia dan Akhirat
Ridha Allah mendatangkan berkah dalam hidup. Rezeki yang cukup, keluarga yang damai, serta pergaulan yang baik adalah sebagian dari tanda-tanda ridha-Nya. Bahkan, Allah menjanjikan surga bagi hamba-hamba-Nya yang diridhai.
Kesimpulan
Mencari ridha Allah adalah perjalanan seumur hidup yang memerlukan keikhlasan, ketaatan, dan kesabaran. Tidak semua yang kita anggap baik pasti mendatangkan ridha-Nya, sebab hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memperbaiki niat, menjaga amal, dan mengorientasikan seluruh hidup ini untuk mendapatkan ridha-Nya.
Kehidupan di dunia hanyalah sementara, tetapi ridha Allah adalah kenikmatan abadi yang tak ternilai. Menjadikannya sebagai tujuan utama akan membuat hidup ini lebih bermakna dan terarah.
Sumber Referensi
1. Al-Qur'anul Karim
2. Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
3. Al-Ghazali, Ihya' Ulumuddin, Beirut: Darul Ma'rifah
4. Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, Darul Fikr. []