ICMI Minta Kontroversi Penyebaran Wolbachia Dijernihkan

Dr Fahmi Idris 

 

BASHIRAHNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta agar para ahli dan cendekiawan menjernihkan kontroversi perihal penyebaran nyamuk wolbachia, demikian dikatakan Ketua Koordinasi Kesehatan Majelis Pengurus Pusat ICMI, Dr Fachmi Idris dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (29/11).

"Ilmuwan dan ahli medis sudah menjelaskan bahwa bakteri Wolbachia secara alami adalah musuh dari virus dengue, sehingga berpotensi untuk mencegah wabah demam berdarah dengue. ICMI dalam posisi ini adalah untuk mencerahkan publik, sehingga informasi yang belum jelas tentang masalah nyamuk wolbachia harus dijernihkan masalahnya," kata Fahmi.

Menurutnya, dibalik kontroversi soal upaya itu ada fakta yang lebih jelas, dimana wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) jauh lebih berbahaya karena dapat menyebabkan kematian bagi manusia.

"Saya sudah mengalami langsung bagian dari korban DBD itu. Dimana salah satu keluarga saya, yaitu kakak saya telah menjadi wafat terkena DBD di usia dewasa, ia tidak tertolong karena gejala awalnya berbeda dan tidak begitu dirasakan oleh Almarhum," lanjutnya.

Oleh karena itu, dirinya sangat optimis bahwa hasil riset yang dilakukan oleh pakar kesehatan masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Adi Utarini, yang sempat dipaparkan dalam webinar nasional yang digelar oleh Majelis Pengurus Pusat ICMI Bidang VI (Kesehatan) di Jakarta pada Jumat (24/11) lalu akan sangat bermanfaat dan mencerahkan kontroversi yang terjadi di masyarakat.

Direkomendasi WHO untuk perangi DBD

Sebagaimana diungkapkan Fahmi Idris, bahwa Wolbachia sudah direkomendasikan oleh WHO sebagai amunisi baru memerangi DBD, maka implementasi teknologi wolbachia yang akan disebarkan di masyarakat ini harus didukung. Hal itu diungkapkan oleh Profesor Adi Utarini pada webinar nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bertajuk Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia, Jumat (24/11) petang.

"Teknologi wolbachia bisa menjadi harapan baru untuk menurunkan kasus dengue di Indonesia, studi kolaboratif menunjukkan teknologi wolbachia di Yogyakarta terbukti menurunkan 77 persen kejadian dengue dan menurunkan 86 persen rawat inap akibat dengue. Tentu itu sebuah dampak yang sangat signifikan kalau kita bicara penyakit menular," ujarnya. 

Uut menjelaskan, wolbachia merupakan bakteri alami dalam tubuh serangga, ditemukan dan diidentifikasi pakar dunia sejak 1924. Dan faktanya hampir 50 persen serangga yang ada di sekitar manusia memiliki bakteri alami tersebut. Teknologi wolbachia artinya memasukkan bakteri wolbachia ke tubuh nyamuk Aedes aegypti yang merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue dan menularkannya ke manusia melalui gigitan. Disampaikan Uut, bakteri wolbachia dimasukkan ke nyamuk Aedes aegypti melalui telurnya. Setelah itu, dalam studi yang dipantau ketat, telur nyamuk "dilepaskan" ke pemukiman warga.

Lebih baru Lebih lama