Gedung Institusi Media di Gaza Hancur

Foto : Mohammed Asad

BASHIRAHNEWS.COM, GAZA
- Sejumlah gedung berisi institusi Media di Jalur Gaza, hancur terkena serangan udara Israel pada Sabtu, (15/5/2021).


Menurut informasi Kementerian Pemerintah Gaza, enam bangunan tinggi telah diratakan oleh jet tempur Israel sejak pemboman dimulai pada 10 Mei.

Lebih dari 184 properti perumahan dan komersial yang telah dihancurkan, termasuk gedung yang menampung 33 institusi media.

Pada Sabtu (15/5), serangan udara Israel menghancurkan menara al-Jalaa, yang menampung banyak apartemen dan kantor hunian, termasuk biro Al Jazeera dan The Associated Press.

Militer Israel mengatakan bahwa pesawat jet tempurnya telah menyerang sebuah bangunan tinggi di Gaza yang menampung beberapa aset militer milik Hamas.

"Bangunan tersebut juga menampung beberapa kantor media sipil yang digunakan Hamas untuk bersembunyi. Hamas juga memanfaatkannya sebagai perisai manusia," sambungnya. Namun Israel tidak dapat memberikan bukti bahwa menara al-Jalaa menampung aset-aset militer atau menjadi tempat persembunyian Hamas.

Dalam serangan tunggal paling mematikan, serangan udara Israel pada Minggu (16/5) menewaskan 42 orang, termasuk 10 anak-anak dan 16 perempuan, semua keluarga terkubur di bawah puing-puing rumah mereka yang rata di Jalan al-Wehda, daerah kelas atas dan ramai di jantung Kota Gaza.

“Dalam banyak kasus, warga sipil bahkan tidak diperingatkan untuk mengevakuasi rumah dan tempat kerja mereka, jadi propaganda bahwa Israel mengirimkan peringatan sebagai isyarat kemanusiaan sebelum menyerang adalah omong kosong,” tegas Mohsen Abu Ramadan, seorang analis politik dan ekonomi kepada Al Jazeera.

Abu Ramadan mengatakan, tujuan di balik serangan seperti di Jalan al-Wehda adalah untuk menciptakan ketidakpuasan, dan untuk membuat orang menentang tindakan kelompok bersenjata di Gaza. Menurut Yahya al-Sarraj, Wali Kota Gaza, yang menekankan bahwa dukungan Palestina untuk gencatan senjata tidak eksklusif untuk membebaskan Israel dan menyalahkan kelompok bersenjata.

“Banyaknya kematian warga sipil dan kerusakan berat yang terjadi di Jalur Gaza, adalah upaya putus asa untuk mendemoralisasi ketabahan dan kemauan kuat rakyat kami,” ujar al-Sarraj kepada Al Jazeera.

Serangan Israel di Gaza (salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari dua juta orang tinggal di wilayah yang panjangnya 41km, dan lebar 6-12km) telah menargetkan jalan dan area yang dekat dengan rumah sakit, menghalangi pergerakan ambulans dan kendaraan pertahanan sipil dalam menjangkau dan mengangkut korban luka.

Jalur telekomunikasi, jaringan listrik, sistem pembuangan limbah, dan jaringan pipa air juga telah dibom. Kafe tepi pantai, pabrik, toko komersial, pusat amal, dan institut kejuruan juga tidak luput.

Total kerugian material sejauh ini diperkirakan sekitar US$322,3 juta, menurut pejabat setempat.

Al-Sarraj mengatakan, penargetan fasilitas seperti pabrik kasur Foamco dan pabrik es krim Matouk jelas dimaksudkan untuk semakin melemahkan ekonomi Jalur Gaza, yang telah berada di bawah blokade yang menghancurkan sejak 2007.

“Tindakan pendudukan Israel ini diarahkan untuk membuat para pemuda semakin merasa putus asa, terutama ketika mereka melihat pekerjaan atau perusahaan yang mereka ciptakan semuanya menghilang,” tambah al-Sarraj dikutip Al Jazeera, menyebut serangan itu terorganisir dan sistematis. [Fatimah]
Lebih baru Lebih lama