Foto : Penulis
Oleh Fachri Firdaus | Dosen STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor
MUNGKIN yang baru saja menjadi guru pasti merasakan : Gaji pas-pasan, kerja mati-matian, keluhan orangtua keseringan, masalah siswa jadi pikiran. Belum lagi persiapan bahan ajar, silabus, RPP, buat soal ujian, penilaian, serta setumpuk koreksian. Ditambah belajar dari rumah sekarang bikin hati deg-degan, pusingnya kepalang.
Kalau nilai semua siswa delapan atau sembilan, masih ada penghiburan. Tapi, kalau banyak yang dapat nilai tidak karuan, langsung kepala ini jadi kliyengan. Ditambah administrasi guru yang harus diselesaikan.
Sampai ada yang bilang, 'Kalau anda ingin kaya, jadilah pengusaha, perusahaannya besar dan ternama, bukan guru profesinya'.
Anda bisa melamar di perusahaan ternama, atau kalau beruntung nasib anda, Anda ini bisa jadi wakil rakyat anggota dewan.
Jadi guru itu pilihan dan pengabdian, bukan lahan bisnis cari uang. Siswa masih ingat gurunya setelah lulus saja sudah menjadi kesenangan. Apalagi, kalau mereka bisa jadi orang sungguhan, pasti itu jadi kebanggaan, bukan malah jadi batu sandungan. Hati guru ini pasti bangganya bukan kepalang.
Jadi guru itu pilihan dan panggilan. Ini bukan soal berapa gaji yang diterima tiap bulan. Bukan juga soal tunjangan yang dijanjikan. Bukan juga soal yang penting bisa mengajar hati senang. Ini masalah tanggung jawab di hadapan Allah Penguasa Alam. Ini masalah anak-anak bangsa yang perlu ajaran dan didikan. Ini masalah HATI, bukan MATERI.
Bisa dibayangkan Indonesia ke depan dengan model guru yang asal-asalan? Bisa bayangkan generasi bangsa ke depan dengan pandangan yang penting pintar meskipun tidak bermoral?
Guru memang bukan orang Hebat tapi semua orang hebat karena berkat JASA SEORANG GURU.
Yang menjadi guru tetap semangat, jasamu akan selalu dikenang sampai akhir hayat.
Jadi GURU itu PILIHAN yang menyenangkan.
Jadi GURU itu PANGGILAN Allah Penguasa Alam.
Jadi GURU itu PENGABDIAN sepanjang zaman. []