Gak Mau Jadi Saudara Setan, Jangan Boros


Oleh Bahron Ansori*

Abu ‘Ubaidah berkata, “Mubazzir (orang yang boros) adalah orang yang menyalahgunakan, merusak dan menghambur-hamburkan harta.” (Zaadul Masiir, 5: 27-28). Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.


Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).”


Qatadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim, 8: 474-475). Kemudian Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.”


Boros berarti penyalahgunaan dan bentuk membuang-buang harta, maksudnya menginfakkan harta atau sumber daya yang ada demi kesenangan saja, bukan pada jalan yang benar, atau membelanjakan harta/uang berlebih-lebihan sehingga harta/uang itu habis tanpa tersisa.


Jika kita membelanjakan harta untuk jalan kebaikan, maka itu bukanlah boros. Berbeda halnya dengan seseorang yang membelanjakan harta untuk hal yang sia-sia apalagi yang haram walau itu sedikit, tetap disebut boros.


Ditambah perilaku boros juga salah satu tipu daya setan yang membuat harta kita tidak efektif mengangkat derajat kita. Harta yang dimiliki justru efektif menjerumuskan, membelenggu, dan menjebak dalam kubangan tipu daya. Allah swt sudah menegaskan, hidup boros itu adalah bagian dari perbuatan setan.


Allah Ta’ala telah berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra’: 26-27)


Dalam ayat yang lain juga disebutkan, prilaku hidup boros merupakan bagian dari sifat-sifat orang kafir.


”Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah." (QS. Al-Waqiah: 41-45).


Contohnya, dengan berupaya membeli makanan dan minuman yang banyak dengan harga mahal disetiap harinya padahal dia tidak membutuhkan hal tersebut apalagi dengan berutang. Atau mengumpulkan barang-barang yang tidak dibutuhkan, misalnya orang yang punya mobil kemudian dia membeli mobil baru padahal dia tidak membutuhkan bahkan mobil yang lama masih bagus dan masih bisa digunakan.


Marilah kita hidup bersahaja, hidup sederhana. Islam adalah agama Allah yang sempurna dengan di wahyukannya kepada Rasulullah SAW, yang merupakan contoh tauladan bagi umat Muslim dalam menjalankan sunah hidup bersahaja dengan kesederhanaan. 


Di antara contoh hidup sederhana yang ditekankan Rasulullah adalah dalam kesederhanaan dalam masalah makanan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim menyebutkan, pada suatu saat Rasulullah berkata kepada Aisyah ra kepada keponakannya ‘Urwah. 


“Telah berlalu atas kami bulan baru, bulan baru, bulan baru (3 bulan) sementara tidak pernah menyala api di dapur rumah Nabi dan keluarganya, maka ditanyakan oleh ‘Urwah: Wahai bibinda maka dengan apa kalian makan? Dijawab : Dengan air dan kurma.” (HR Bukhari dan Muslim).


Dalam hadis lain juga disebutkan Umar ra: “Saya masuk ke dalam rumah Nabi saw, sedang ia bertelekan pada sebuah tikar kasar sehingga berbekas pada tubuhnya, maka aku melihat pada perabotannya hanya kulihat segenggam tepung sebanyak 1 sha’.” (HR Bukhari dan Muslim).


Dua hadis itu menyiratkan, Islam khawatir ummatnya dihinggapi penyakit mabuk daratan melihat harta yang bergelimangan sehingga lupa serta lengah terhadap kewajiban menegakkan kalimat Allah swt.


Dampak Negatif Boros dalam Islam


Ibnul Jauzi berkata bahwa yang dimaksud boros ada dua pendapat di kalangan para ulama:


Disebut Saudara Setan


Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauhi sikap boros dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.


Ibnu Katsir juga mengatakan, “Disebut saudara setan karena orang yang boros dan menghambur-hamburkan harta akan mengantarkan pada meninggalkan ketaatan pada Allah dan terjerumus dalam maksiat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8: 475).


Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa orang yang boros, mereka telah mengikuti jalan setan sehingga disebut dalam ayat mereka adalah saudara setan. (Tafsir Al Jalalain, 294). 


Syaikh As Sa’di rahimahullah mengatakan, “Orang yang boros disebut temannya setan karena setan tidaklah mengajak selain pada sesuatu yang tercela. Setan mengajak manusia untuk pelit dan hidup boros atau berlebih-lebihan. Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersikap sederhana dan pertengahan (tidak boros dan tidak terlalu pelit). Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,


"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS. Al Furqan: 67). (Taisir Al Karimir Rohman, 456). 


Dengan merenungkan ayat ini, kita akan memahami bahwa membeli satu puntung rokok untuk dihisap atau membeli satu gelas wiski, itu disebut boros karena telah menyalurkan harta ke jalan yang keliru.


Ya Allah, karuniakanlah pada kami sikap sederhana dalam hidup dan tidak tergiur pada gemerlapnya dunia. Aamiin.


Beberapa Efek/Dampak Buruk Perilaku/Gaya Hidup Boros :

1. Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi

2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram

3. Malas membantu yang membutuhkan & beramal shaleh

4. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan

5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer, dsb

6. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana

7. Bisa stres atau gila jika hartanya habis

8. Bisa terlilit hutang besar yang sulit dilunasi

9. Sumber daya alam yang ada menjadi habis

10. Tidak punya tabungan untuk saat krisis


Oleh sebab itu mari kita hindari sifat boros dalam hidup, agar kita bisa hidup bahagia tanpa harta yang banyak bersama seluruh anggota keluarga kita, wallahua’lam.


*Pemerhati masalah sosial, agama. Menetap di Majalengka


Lebih baru Lebih lama