Oleh Edo Muhammad Abdilah | Mahasiswa STAI Al Fatah
Diriwayatkan dalam sebuah hadis yang terkenal bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menjelang wafatnya pada tahun 11 Hijriyah atau 632 masehi telah mewanti-wanti kepada kaum muslimin agar mereka tidak hendak tersesat dan untuk terus berpegang hanya kepada Alquran dan as-sunnah.
Di antara para sahabat nabi nampaknya Tidak ada yang lebih bergairah kepada Alquran dan lebih Teguh berpegang kepada Nya seperti Umar Bin Khattab. Yang oleh Nabi sendiri semasa hidupnya pernah disebut sebagai seorang yang paling mungkin menjadi utusan Allah seandainya bukan muhammad yang terpilih menjadi rasul. Disebabkan karena ijtihad - ijtihadnya.
“Jika setelahKu ada Nabi maka ia adalah Umar bin Khattab”. [Musnad Ahmad tahqiq Syaikh Syu’aib Al Arnauth 4/154 no 17441]
Umar adalah seorang sahabat nabi yang sekalipun sangat hormat dan taat namun tidak segan-segan mengajukan keberatan atas gagasan atau tindakan nabi jika dirasanya kurang tuntunan Wahyu atau dicampuri pemikrannya sendiri. Maka dari itu dalam Ilmu Tafsir banyak terdapat keterangan ayat suci yang turun tidak untuk mendukung gagasan tertentu nabi melainkan gagasan Umar.
Umar, sekalipun beriman Teguh namun tidak dogmatis. Ia adalah seorang yang beriman dan berintelektual sebab berani mengemukakan ide-ide dan melaksanakan tindakan inovatif yang sebelumnya tidak dicontohkan oleh Nabi.
Umar adalah orang yang mengusulkan untuk membukukan al-quran kepada Khalifah Abu Bakar yang akhirnya selesai menjadi mushaf pada zaman Khalifah Usman bin Affan. Oleh karena itu ummat Islam beruntung memiliki keutuhan kitab suci yang kemurniannya dipelihara dengan tingkat kesungguhan yang luar biasa sampai saat ini.
Tidak diragukan lagi bahwa Alquran merupakan sebuah warisan intelektual Islam yang paling berharga. Sekalipun sekarang dikenal sebagai mushaf penulisan Utsman tapi gagasan tersebut timbul bermula dari pemikiran inovatif seorang Umar Bin Khattab.
Dapat kita bayangkan Seandainya waktu itu tidak ada pembukuan Alquran maka hingga saat ini umat Islam tidak memiliki mushaf kitab suci namun masih dalam bentuk hafalan-hafalan perorangan maka dapat kita bayangkan akan sesulit apa kita dalam mempelajari agama yang diridhai Allah ini.
Masa kepemimpinan Umar merupakan salah satu masa keemasan Islam meskipun di dalamnya banyak sekali pro kontra mengenai keputusan-keputusan Umar yang diduga banyak orang berbeda dari yang dicontohkan Nabi. Namun fitnah-fitnah itu sendiri muncul setelah wafatnya Umar dan telah dicampuri oleh pemikiran-pemikiran seperti Persianisme dan Iranisme dan kenyataannya saat ini orang Syiah kebanyakan adalah orang-orang Persia atau Iran (wallahua'lam)
Sebuah pelajaran dan contoh umat Islam masa kini Bagaimana seorang muslim yang taat bukan berarti taqlid bahkan kepada nabi sekalipun seorang muslim haruslah berfikir kritis serta memiliki sifat inovatif kreatif dan tawadhu sebagaimana diperlihatkan oleh Khalifah Umar radhiallahu anhu.
Semoga kita dapat memanfaatkan warisan-warisan intelektual Islam juga perjuangan para sahabat dalam memudahkan kita mempelajari Islam serta kita dapat mengambil pelajaran dari sifat-sifat dan tindakan-tindakan para sahabat dalam membangun peradaban Islam. Semoga kita termasuk orang-orang yang berpikir.[]