Menemukan Ide

Arif Ramdan

Oleh Arif Ramdan S. Sos. I. M. A | Pembimbing Bashirah Media 


SESI paling krusial dalam proses belajar menulis artikel atau opini ialah menemukan ide. Gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pembaca sehingga tulisan itu bernilai guna.

Saya sering membuka kelas menemukan ide dengan memberi waktu sekitar 10 menit untuk mengamati, merenungi apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Lalu saya meminta mahasiswa memberi kritik atas fenomena yang ada itu.

Gagasan sederhana sering muncul dari peristiwa di sekitar mahasiswa. Tentang bagaimana bertahan hidup di akhir bulan, mengusir jenuh dari rutinitas kuliah yang sering membosankan, sampai kepada urusan pribadi dan perasaan akan seseorang.

Saya hargai ide-ide itu dan meminta mereka menuliskannya. Jika itu persoalan, saya meminta mereka mengurainya dan hadirkan dalam narasi faktual, bukan khayalan.

Dari sini akan muncul, siapa sesungguhnya mahasiswa yang sedang saya dampingi ini. Ternyata, ada bakat tersembunyi dari mereka. Dari narasi-narasi singkat, saya bisa menebak bahwa seseorang ini sebagai motivator, problem solver atau seorang yang suka berbagi tips tentang masalah sehari-hari.

Nah, mereka sendiri baru sadar dan merasa menemukan jalannya. Tugas saya selanjutnya meyakinkan mereka untuk banyak membaca agar ide dan gagasannya diperkaya dengan bahan bacaan, sehingga tulisan yang mereka hasilkan menjadi lebih berisi dan ilmiah.

Tetapi, sesi pencarian ide ini juga tidak semulus yang diharapkan. Ada saja mahasiswa yang jujur dan berterus terang ia tidak memiliki ide apapun yang bisa ditulis. Bahkan hingga sepekan, ia tak tahu harus menulis apa.

Sebenarnya, proses pencarian ide menulis itu sangat mudah. Misal, jika kita berada dalam komunitas para pekerja yang baru saja di PHK, kita bisa menawarkan gagasan apa yang bisa dilakukan pasca pemutusan hubungan kerja. Berjualan online, buka warung kuliner, hingga jualan nasi uduk di kompleks perumahan.

Jika ada kasus bunuh diri yang terus meningkat di masa covid-19 atau orang stres bertambah, maka ini ide bagus untuk mulai menulis memberi solusi atas fenomena yang terjadi itu. Kita mulai riset dan membaca banyak buku berkait stres dan upaya menanggulangi. Jika kita memiliki pengetahuan luas soal hidup dan bagaimana mempertahankannya, kita bisa berikan ulasan agama dan bagaimana jalan keluarnya.

Paling sederhana sebenarnya mengamati kawan satu kost. Amati saja perilakunya, nanti Anda akan menemukan betapa banyak persoalan yang bisa menjadi inspirasi. Tentang kawan yang sering pura-pura tidak tahu jadwal piket, atau kawan yang keseringan minta dibayarin dulu, dan kawan jutek lainnya yang sering membuat Anda menguras pikiran untuk menghadapinya.

Ide itu, sebenarnya akan muncul seberapa mau kita berfikir agak serius untuk menjadi bagian penyelesai masalah manusia di sekitar kita.

Tidak mungkin, seseorang tidak memiliki pemikiran atas suatu masalah di sekitarnya. Kuncinya satu, mau tidak ia menjadi bagian menjadi Sang Pencerah.
Lebih baru Lebih lama