![]() |
Arif Ramdan |
Oleh Arif Ramdan S. Sos. I. M. A | Pembimbing Bashirah Media
SAYA perlu banyak waktu untuk meyakinkan mahasiswa bahwa keterampilan menulis itu sesuatu yang akan berguna kelak jika mereka lulus kuliah.
Dari sekian mahasiswa yang ikut kelas menulis bersama saya, bisa saya hitung mana yang serius, ragu-ragu dan masih bertanya-tanya benarkah keterampilan menulis dapat membawa masa depan mereka cerah secerah yang diidamkan.
Dalam kelas yang saya ampu, juga diketahui bahwa minat saja tidak cukup untuk piawai menjadi seorang penulis. Maka, perlu terus berlatih. Saya sering mengatakan kepada mahasiswa bisa itu karena biasa.
Nah, proses latihan ini yang cukup membosankan. Tidak banyak yang lulus seleksi alam, sisanya mundur teratur. Biasanya, karena sering ditanya sudah sampai mana tugas menulis yang diberikan pekan lalu.
Banyak alasan, dari mulai ide buntu, tak punya waktu khusus menulis dan alasan yang masuk akal, banyak tugas kuliah lain yang harus diselesaikan. Sampai di sini, saya nyerah menjadi motivator bagi para pemula ini.
Tetapi, saya masih semangat manakala ada mahasiswa mengirimkan pesan via WhatsApp bertanya dan mohon masukan dari karya yang dihasilkannya. Biasanya, tipe peserta seperti ini akan menemukan ritme menulisnya. Maka saya selalu antusias menjawab dan memberikan masukan dari karya yang sudah dihasilkannya tersebut.
Dunia kepenulisan itu memang unik. Keterampilan ini akan menemukan ruhhya justru saat si penulis tidak berhenti menulis. Maka saya selalu mengatakan kepada mahasiswa peserta pelatihan menulis, jadilah kalian! Jadilah penulis dengan gaya sendiri. Jangan meniru gaya orang, itu yang selalu saya ingatkan.
Menulis adalah menuangkan gagasan hasil daya cipta imajinasi akal kita yang hebat. Maka jangan ragu untuk menyodorkan gagasan dan ide hasil kreasi cipta akal kita sebagai bagian dari proses berfikir.
Di kelas menulis, saya ajarkan model dan bentuk tulisan. Secara garis besar bila merujuk kajian Jurnalistik maka menulis itu ada dua alur; pertama menulis News atau berita. Kedua, menulis pendapat, pandangan atau views.
Untuk kategori news biasanya pelatihan cukup setengah hari. Selain model penulisan ini sudah memiliki rumus dan panduan, maka lebih mudah memahamkannya kepada peserta. Cukup membiasakan dengan latihan dan latihan di lapangan.
Khusus views, perlu banyak diskusi dan menstimulus agar peserta dapat menyodorkan ide-ide baru yang akan mereka tulis dan tentu tuntas menuliskannya.
Karena menulis itu merawat ingatan dan memelihara akal. Maka, mari terus menuangkan gagasan dari gurat pena meski hanya sepenggal paragraf. Jadilah manusia yang catatan kebaikannya juga terekam di mesin pencari, sebagai jejak digital kita.[]