Membangun Ekonomi Kampung


Oleh Edo Muhammad Abdillah | Mahasiswa STAI Al Fatah Cileungsi, Bogor

HIDUP IDEAL bagi kebanyakan orang adalah menjadi sukses di kota, berpenghasilan tetap, kerja di kantor dan mendapatkan gaji diatas UMR, ketika mendengar kata kampung, kebanyakan orang akan membayangkan kehidupan sederhana seperti bertani, beternak dan berdagang. Sedikit sekali orang terutama anak muda yang merencanakan hidup di kampung karena jauh dari bayangan sukses.

Banyak yang tidak tahu potensi bertani dan beternak di kampung. Padahal hidup di kampung lebih berpotensi sukses ketika kita memiliki pemikiran yang maju dan kreatif. Kuncinya yakni memanfaatkan segala ketersediaan alam dan berinovasi agar hasil pertanian dan peternakan menjadi ekonomis dan menghasilkan.

Contoh, beternak domba akan menghasilkan jika kita memelihara diatas 10 ekor, tapi untuk menyediakan pakan 10 ekor domba maka dibutuhkan sekitar 3 karung rumput sehari. Sangat melelahkan dan lama jika dikerjakan 1 orang, habis waktu kita seharian untuk kasi makan ternak. Lalu jika beli rumput, harga 1 karung rumput sekitar 20rb maka sehari perlu biaya 60rb untuk makan ternak. Dikali sebulan jadi 1.800.000 rupiah, hilang satu domba.

BACA JUGA : Warga Komplek Pesantren Al Fatah Kembangkan Kebun Hidroponik

Maka dari itu gunakan inovasi seperti fermentasi rumput, yakni mengawetkan rumput di dalam wadah tertutup dengan atau tanpa bahan campuran agar tahan lama. Gunanya selain menjadikan rumput dapat disimpan berbulan-bulan, juga menambah kandungan nutrisi pada rumput, selain itu porsi pakan menjadi lebih hemat hingga setengahnya karena rumput lebih mengenyangkan ternak juga penuh nutrisi.

Contoh lain, pembudidayaan lalat hitam (black soldier fly) lalat ini adalah lalat dari alam yang dapat dibudidayakan untuk menjadi pakan ternak seperti ayam, burung, ikan dll.

Lalat ini berkembang biak dan menjadi belatung yang sangat bernutrisi bagi ternak. Selain itu lalat/belatung ini dapat mengurai sampah sebagai makanannya sehingga sangat bermanfaat dan ekonomis. Harga jual belatungnya pun lumayan mahal jika dijual, biasanya para pecinta burung menggunakan belatung ini untuk pakan burungnya.

Begitulah seharusnya cara membangun ekonomi di kampung agar menghasilkan, baik itu dari segi penjualan ataupun hasil ternak yang dinikmati, ditambah kebutuhan pangan yang bisa tercukupi jika diselingi dengan menanam kebutuhan sehari hari. Maka dari itu tidak perlu lagi khawatir dengan kenaikan kebutuhan pokok jika kita bergantung pada alam.

Oleh karena itu, kita tidak boleh lagi menganggap hidup di kampung menyulitkan ekonomi karena keterbatasan. Jika kita mau berinovasi dan kreatif maka hasilnya pun akan menghasilkan dan mencukupi kehidupan sehari hari.[] 
Lebih baru Lebih lama