![]() |
Foto : Pinterest |
SERING kali kita merasa tidak mampu ketika diberikan tugas atau amanah yang besar oleh guru, orang tua, ustadz ataupun orang lain. Rasa tidak mampu itu muncul dengan cepatnya di pikiran kita, tanpa ada rasa ingin menerima dan mencobanya. Sehingga kalimat penolakanlah yang terlontar dari mulut kita.
Meskipun banyak orang yang tidak menyadari, tapi rasa tidak mampu itu dapat memberikan energi positif bagi kehidupan kita. Orang yang menyadari ini hanyalah orang yang mempunyai jiwa besar, optimisme tinggi dan mental perjuangan yang hakiki.
Dengan keajaiban dari rasa tidak mampu itu akan menjadikan kita menjadi diri yang hebat. Mengapa bisa demikian? Karena dengan rasa tidak mampu itu, kita akan berusaha memaksimalkan diri dalam berkembang supaya menjadikan pantas untuk menerima tugas atau amanah besar tersebut.
Ambil saja contoh ringan, ketika diamanahi oleh guru untuk mempresentasikan pelajaran di depan kelas, maka akan muncul perasaan nervous pada diri, merasa tidak mampu sehingga membayangkan kejadian kejadian buruk yang belum tentu terjadi.
Lain hal jika rasa nervous dan tidak mampu itu kita jadikan sebagai alasan untuk berkembang agar kita merasa mampu. Maka akan terbesit semangat dalam diri untuk berusaha menyusun schedule, membaca, menghafal, atau bahkan mencari referensi lain.
Apakah guru yang untung? tentu tidak kawan, tentulah 100% diri kita sendiri yang mendapatkan keuntungan itu.
Mulai dari proses yang akan membuat kita berpengalaman, hingga nilai dari guru yang bisa mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam menggapai masa depan.
Itu baru satu contoh yang kecil dan pasti kalian sudah mengalami hal ini pada masalah masalah yang berbeda.
Lalu bagaimana supaya kita bisa menjadikan rasa tidak mampu itu menjadi energi positif pada diri kita?
Jawabannya ada dalam QS. Al-baqoroh ayat 286 yaitu :
"لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا...."
(Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...)
Tanamkan pada diri bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan kita, terus berdoa, dan berusaha. Pasti Tuhanlah yang akan menuntun kita menyelesaikan urusan kita.
Tuhan hanya ingin tahu, mana hamba yang bersungguh sungguh dan mana hamba yang lemah.
Coba dan yakinlah karena kita berhak untuk berusaha dan urusan hasil, Tuhan yang berhak menentukan. Ingatlah, tuhan tak akan mengecewakan orang-orang yang beriman. [Afif Wafa]